Panduan Lengkap IELTS Speaking Part 3 untuk Skor Tinggi di 2025
Bagaimana cara menjawab IELTS Speaking Part 3 dengan percaya diri dan meraih band score tinggi? IELTS Speaking Part 3 adalah bagian tersulit dalam tes speaking karena menuntut kemampuan analisis mendalam, justifikasi pendapat, dan diskusi tentang topik abstrak dalam waktu 4-5 menit. Berbeda dengan Part 1 dan 2, bagian ini menguji kemampuan berpikir kritis Anda dalam bahasa Inggris.
Banyak peserta tes dari Indonesia mengalami kesulitan di bagian ini karena kurang memahami strategi menjawab yang efektif dan tipe pertanyaan yang sering muncul. Panduan lengkap dari PREP ini akan membantu Anda menguasai teknik menjawab, menghindari kesalahan umum, dan memaksimalkan skor speaking di tahun 2025.
- I. Apa Sebenarnya IELTS Speaking Bagian 3 Itu? Memahami Formatnya
- II. Tipe dan Contoh IELTS Speaking Questions Part 3 yang Sering Muncul
- III. Strategi Jitu Menjawab Speaking IELTS Part 3 Questions
- IV. Kesalahan Umum yang Harus Dihindari oleh Peserta Tes dari Indonesia
- V. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) Seputar IELTS Speaking Part 3
- Menyimpulkan
I. Apa Sebenarnya IELTS Speaking Bagian 3 Itu? Memahami Formatnya
IELTS Speaking bagian 3 adalah tahap diskusi dua arah antara Anda dan penguji yang berlangsung selama 4-5 menit setelah Anda menyelesaikan IELTS Speaking Part 2. Berbeda dengan dua bagian sebelumnya, Part 3 menguji kemampuan Anda untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyampaikan pendapat tentang isu-isu yang lebih luas dan abstrak. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penguji biasanya terkait dengan topik yang sudah Anda bicarakan di Part 2, namun dengan tingkat kedalaman dan kompleksitas yang jauh lebih tinggi.
Bagian ini dirancang untuk melihat sejauh mana kemampuan analitis dan kemampuan berdiskusi Anda dalam bahasa Inggris. Penguji ingin melihat apakah Anda mampu berpikir kritis, memberikan alasan yang logis untuk pendapat Anda, membandingkan berbagai perspektif, dan mendiskusikan implikasi dari suatu isu terhadap masyarakat atau kehidupan sehari-hari. Inilah mengapa IELTS Speaking Part 3 sering dianggap sebagai ujian sesungguhnya dari kemampuan berbahasa Inggris akademik seseorang.
1. Perbedaan Utama Antara Speaking Part 1, 2, dan 3
Untuk memahami IELTS Speaking Part 3 dengan lebih baik, penting untuk mengetahui bagaimana bagian ini berbeda dari IELTS Speaking Part 1 dan Part 2. Berikut adalah tabel perbandingan yang menjelaskan perbedaan mendasar antara ketiga bagian tersebut:
|
Aspek |
Part 1 |
Part 2 |
Part 3 |
|
Durasi |
4-5 menit |
3-4 menit (termasuk 1 menit persiapan) |
4-5 menit |
|
Tipe Pertanyaan |
Pertanyaan personal dan umum tentang kehidupan sehari-hari, keluarga, hobi, pekerjaan |
Monolog tentang topik tertentu berdasarkan kartu tugas |
Pertanyaan abstrak dan mendalam terkait topik Part 2 |
|
Tingkat Kesulitan |
Mudah hingga menengah |
Menengah |
Sulit hingga sangat sulit |
|
Fokus Penilaian |
Kemampuan berkomunikasi dasar, kelancaran berbicara tentang hal-hal familiar |
Kemampuan berbicara panjang, organisasi ide, dan kemampuan bercerita |
Kemampuan berdiskusi, analisis mendalam, justifikasi pendapat, dan berpikir kritis |
|
Format Interaksi |
Tanya jawab singkat |
Monolog satu arah |
Diskusi dua arah yang interaktif |
|
Panjang Jawaban |
2-3 kalimat per pertanyaan |
1-2 menit berbicara tanpa interupsi |
Jawaban yang dikembangkan dengan baik, biasanya 3-5 kalimat atau lebih |
Perbedaan paling mencolok terletak pada kedalaman dan kompleksitas pertanyaan. Jika di Part 1 Anda ditanya "Do you like reading books (Apakah Anda suka membaca?)", maka di IELTS Speaking Part 3 pertanyaannya bisa berkembang menjadi "Why is reading books important for a person’s intellectual development? (Mengapa membaca buku penting bagi perkembangan intelektual seseorang?)" atau "How has digital technology changed the reading habits of modern society? (Bagaimana teknologi digital telah mengubah kebiasaan membaca masyarakat modern?)". Pertanyaan-pertanyaan seperti ini memerlukan pemikiran yang lebih dalam dan kemampuan untuk melihat isu dari berbagai sudut pandang.
2. Tujuan dan Fokus Penilaian di Part 3
Tujuan utama dari IELTS Speaking Part 3 adalah mengevaluasi kemampuan Anda untuk mengekspresikan dan mempertahankan pendapat, menganalisis situasi kompleks, serta berspekulasi tentang isu-isu yang mempengaruhi masyarakat luas. Penguji ingin melihat apakah Anda dapat berpikir secara kritis dalam bahasa Inggris, bukan hanya menghafal jawaban atau memberikan respons yang dangkal dan umum.
Fokus penilaian di Part 3 tetap mengacu pada empat kriteria utama IELTS Speaking, namun dengan ekspektasi yang lebih tinggi dibandingkan Part 1 dan Part 2:
-
Fluency and Coherence (Kelancaran dan Koherensi) – Di IELTS Speaking Part 3, penguji mengharapkan Anda dapat berbicara dengan lancar tanpa terlalu banyak jeda atau pengulangan yang mengganggu. Koherensi menjadi sangat penting karena Anda harus menghubungkan ide-ide kompleks dengan logis menggunakan discourse markers seperti "furthermore", "on the other hand", "as a result", dan "however". Kemampuan untuk mengembangkan argumen secara sistematis dan terstruktur akan sangat mempengaruhi skor Anda di kriteria ini.
-
Lexical Resource (Kosakata) – Pada bagian ini, penggunaan kosakata yang lebih canggih, spesifik, dan bervariasi sangat dihargai. Anda diharapkan menggunakan collocations yang tepat, idiom yang relevan (namun tidak berlebihan), dan terminologi yang sesuai dengan topik diskusi. Misalnya, ketika membicarakan tentang pendidikan, menggunakan frasa seperti "lifelong learning", "critical thinking skills", atau "educational inequality" akan menunjukkan kedalaman kosakata Anda.
-
Grammatical Range and Accuracy (Ragam dan Akurasi Tata Bahasa) – IELTS Speaking Part 3 menuntut Anda untuk menggunakan berbagai struktur gramatikal yang kompleks dengan akurat. Ini termasuk conditional sentences (kalimat pengandaian), passive voice, relative clauses, dan berbagai tenses untuk menjelaskan situasi hipotesis, membandingkan masa lalu dengan masa kini, atau memprediksi masa depan. Kandidat yang hanya menggunakan struktur kalimat sederhana akan kesulitan mencapai band score di atas 6.5.
-
Pronunciation (Pelafalan) – Meskipun aksen bukanlah fokus utama, kejelasan pelafalan Anda tetap penting untuk memastikan penguji dapat memahami setiap kata yang Anda ucapkan. Intonasi yang tepat, penekanan kata yang benar, dan kemampuan untuk menggunakan connected speech akan membantu Anda terdengar lebih natural dan mudah dipahami, yang pada akhirnya berkontribusi pada skor pronunciation yang lebih tinggi.
Pelajari lebih lanjut tentang ujian IELTS Speaking dan cara penilaiannya di sini: Panduan IELTS Speaking Test: Strategi, Format dan Cara Menjawab untuk Skor Tinggi!
II. Tipe dan Contoh IELTS Speaking Questions Part 3 yang Sering Muncul
Memahami berbagai kategori pertanyaan yang sering muncul dalam IELTS Speaking Part 3 akan membantu Anda mempersiapkan kerangka jawaban yang lebih terstruktur dan efektif. Pertanyaan-pertanyaan di bagian ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tipe berdasarkan fungsi dan tujuannya. Setiap kategori memiliki pendekatan yang berbeda dalam cara Anda menyusun dan mengembangkan jawaban.
Topik-topik yang dibahas dalam Speaking IELTS Part 3 questions biasanya berkisar pada isu-isu kontemporer yang relevan dengan kehidupan sehari-hari namun memerlukan perspektif yang lebih luas. Untuk peserta tes dari Indonesia, memahami konteks lokal sambil tetap mampu berpikir secara global akan memberikan nilai tambah pada jawaban Anda.
1. Kategori Pertanyaan Umum
Berikut adalah kategori-kategori utama dari pertanyaan yang sering muncul dalam IELTS Speaking Part 3, beserta contoh dan tips untuk menjawabnya:
|
Tipe Pertanyaan |
Deskripsi Singkat |
Contoh Pertanyaan |
|
Memberi dan Membenarkan Opini |
Tipe pertanyaan paling umum. Anda diminta menyatakan pendapat dan memberikan alasan logis untuk mendukungnya. |
|
|
Membandingkan dan Mengkontraskan |
Anda diminta membedakan dua hal, situasi, atau periode waktu. |
|
|
Prediksi dan Spekulasi Masa Depan |
Pertanyaan yang meminta Anda memperkirakan perubahan atau perkembangan di masa depan. |
|
|
Sebab dan Akibat |
Mengeksplorasi alasan di balik suatu fenomena atau dampaknya terhadap masyarakat. |
|
|
Solusi dan Saran |
Anda diminta memberikan ide atau rekomendasi untuk menyelesaikan masalah tertentu. |
|
2. Sampel Jawaban untuk Berbagai Topik Populer
Melihat contoh jawaban lengkap akan membantu Anda memahami bagaimana menerapkan strategi yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut adalah beberapa contoh IELTS Speaking questions part 3 dengan jawaban berkualitas tinggi dan analisis singkat:
Topik: Teknologi dan Masyarakat
|
Question: Do you think social media platforms should be more strictly regulated by governments? |
Audio:
[audio mp3="https://static-assets.prepcdn.com/content-management-system/ielts_speaking_part_3_q1_1cb94e3641.mp3"][/audio]
|
That's quite a complex issue with valid arguments on both sides. Personally, I believe some level of regulation is necessary to protect users, especially vulnerable groups like children and teenagers. Social media companies have shown they can't always self-regulate effectively, as we've seen with issues like data privacy breaches and the spread of misinformation. However, excessive government control could threaten freedom of expression and innovation. The ideal approach would probably be a balanced framework where platforms are held accountable for harmful content and user safety, but creative expression and legitimate discourse remain protected. For instance, requiring age verification for certain content or mandating transparency in how algorithms work could be reasonable measures without overstepping into censorship territory. (Itu adalah masalah yang cukup kompleks dengan argumen yang masuk akal dari kedua sisi. Secara pribadi, saya percaya bahwa tingkat regulasi tertentu memang diperlukan untuk melindungi pengguna, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan remaja. Perusahaan media sosial telah menunjukkan bahwa mereka tidak selalu dapat mengatur diri mereka sendiri secara efektif, seperti yang terlihat pada kasus pelanggaran privasi data dan penyebaran informasi yang salah. Namun, kontrol pemerintah yang berlebihan bisa mengancam kebebasan berekspresi dan inovasi. Pendekatan yang ideal mungkin adalah kerangka kerja yang seimbang, di mana platform bertanggung jawab atas konten berbahaya dan keamanan pengguna, tetapi kebebasan berekspresi dan diskusi yang sah tetap dilindungi. Misalnya, mewajibkan verifikasi usia untuk konten tertentu atau menuntut transparansi dalam cara kerja algoritma bisa menjadi langkah yang masuk akal tanpa melangkah terlalu jauh ke wilayah sensor.) |
Audio:
[audio mp3="https://static-assets.prepcdn.com/content-management-system/ielts_speaking_part_3_answer_1_92bdf87c14.mp3"][/audio]
Analysis: Jawaban ini menunjukkan kemampuan berpikir kritis dengan mengakui kompleksitas isu dan menyajikan argumen berimbang. Kandidat menggunakan kosakata akademik seperti "self-regulate" (mengatur diri sendiri), "misinformation" (informasi yang salah / hoaks), "framework" (kerangka kerja / sistem pengaturan), dan "legitimate discourse" (diskusi yang sah / wajar). Struktur gramatikal yang kompleks terlihat dalam penggunaan conditional sentences dan relative clauses. Contoh spesifik di akhir memperkuat argumen dan menunjukkan pemahaman praktis tentang topik.
Topik: Pendidikan dan Pembelajaran
|
Question: Why do you think many students lose motivation to study as they progress through their education? |
Audio:
[audio mp3="https://static-assets.prepcdn.com/content-management-system/ielts_speaking_part_3_q2_9d085b6db3.mp3"][/audio]
|
I think there are several interconnected factors that contribute to this common phenomenon. Firstly, as academic content becomes increasingly abstract and specialized, students may struggle to see the practical relevance to their daily lives or future careers. This disconnect between classroom learning and real-world application can make education feel pointless. Secondly, the traditional education system in many countries, including Indonesia, often emphasizes rote memorization and standardized testing rather than fostering genuine curiosity and critical thinking. When learning becomes purely about passing exams rather than personal growth and discovery, it's natural for motivation to decline. Finally, external pressures from parents and society to achieve high grades can transform education from an intrinsically rewarding activity into a source of stress and anxiety, which further diminishes students' enthusiasm for learning. (Saya pikir ada beberapa faktor yang saling berhubungan yang berkontribusi terhadap fenomena umum ini. Pertama, seiring dengan semakin abstraknya dan spesialisnya materi akademik, para siswa mungkin kesulitan melihat relevansi praktisnya terhadap kehidupan sehari-hari atau karier masa depan mereka. Kesenjangan antara pembelajaran di kelas dan penerapan di dunia nyata ini dapat membuat pendidikan terasa tidak bermakna. Kedua, sistem pendidikan tradisional di banyak negara, termasuk Indonesia, sering menekankan hafalan dan ujian standar daripada menumbuhkan rasa ingin tahu yang tulus dan pemikiran kritis. Ketika belajar hanya menjadi soal lulus ujian, bukan tentang pertumbuhan pribadi dan penemuan diri, maka wajar jika motivasi menurun. Terakhir, tekanan eksternal dari orang tua dan masyarakat untuk meraih nilai tinggi dapat mengubah pendidikan dari aktivitas yang secara intrinsik memuaskan menjadi sumber stres dan kecemasan, yang semakin mengurangi semangat belajar siswa.) |
Audio:
[audio mp3="https://static-assets.prepcdn.com/content-management-system/ielts_speaking_part_3_answer_2_389e590205.mp3"][/audio]
Analysis: Respons ini mendemonstrasikan organizational skills yang baik dengan menggunakan sequencing words ("firstly (pertama)", "secondly (kedua)", "finally (terakhir)"). Kandidat memberikan tiga alasan yang berbeda dan menjelaskan masing-masing dengan detail memadai. Penggunaan frasa seperti "interconnected factors (faktor-faktor yang saling berhubungan)", "rote memorization (hafalan semata)", dan "intrinsically rewarding (memberikan kepuasan secara batiniah / dari dalam diri sendiri)" menunjukkan lexical resource yang kuat. Jawaban juga menunjukkan cultural awareness dengan menyebutkan konteks Indonesia, yang membuat respons lebih personal dan authentic.
Topik: Lingkungan dan Keberlanjutan
|
Question: What role should individuals play in combating climate change compared to large corporations and governments? |
Audio:
[audio mp3="https://static-assets.prepcdn.com/content-management-system/ielts_speaking_part_3_q3_56c20c8de0.mp3"][/audio]
|
While I believe that systemic change driven by governments and corporations is absolutely essential for addressing climate change at scale, individual actions shouldn't be dismissed as insignificant. Personal lifestyle choices, when adopted by millions of people, can create meaningful impact and also help shift cultural norms. For example, choosing sustainable transportation, reducing meat consumption, or supporting eco-friendly businesses sends market signals that can influence corporate behavior. More importantly though, individual environmental consciousness often translates into civic engagement – people who care about their carbon footprint are more likely to vote for pro-environment policies and hold companies accountable. That said, we need to be careful not to let individual responsibility become a distraction from demanding the large-scale policy changes and corporate reforms that are ultimately necessary to achieve real progress. (Meskipun saya percaya bahwa perubahan sistemik yang digerakkan oleh pemerintah dan perusahaan sangat penting untuk menangani perubahan iklim dalam skala besar, tindakan individu tidak boleh dianggap remeh. Pilihan gaya hidup pribadi, ketika diadopsi oleh jutaan orang, dapat menciptakan dampak yang bermakna dan juga membantu mengubah norma-norma budaya. Sebagai contoh, memilih transportasi berkelanjutan, mengurangi konsumsi daging, atau mendukung bisnis ramah lingkungan dapat mengirimkan sinyal pasar yang mampu memengaruhi perilaku perusahaan. Yang lebih penting lagi, kesadaran lingkungan pada tingkat individu sering kali berubah menjadi keterlibatan warga negara — orang-orang yang peduli terhadap jejak karbon mereka cenderung lebih memilih kebijakan yang pro-lingkungan dan menuntut pertanggungjawaban dari perusahaan. Meskipun demikian, kita perlu berhati-hati agar tanggung jawab individu tidak menjadi pengalih perhatian dari tuntutan akan perubahan kebijakan besar-besaran dan reformasi perusahaan yang pada akhirnya sangat diperlukan untuk mencapai kemajuan yang nyata.) |
Audio:
[audio mp3="https://static-assets.prepcdn.com/content-management-system/ielts_speaking_part_3_answer_3_1edcefda19.mp3"][/audio]
Analysis: Ini adalah contoh respons yang sangat mature dan nuanced. Kandidat menunjukkan kemampuan untuk menganalisis isu dari berbagai sudut dan menghindari jawaban yang terlalu simplistic. Penggunaan discourse markers (penanda wacana) seperti "while (sementara itu)", "however (namun / bagaimanapun juga)", dan "that said (meskipun demikian)" membantu membuat argumen lebih koheren. Kosakata tingkat tinggi seperti "systemic change (perubahan sistemik)", "civic engagement (keterlibatan warga negara / partisipasi sipil)", dan "carbon footprint" (jejak karbon) digunakan dengan tepat. Yang paling impressive adalah kemampuan untuk memberikan contoh konkret sambil tetap mempertahankan analisis yang abstrak dan konseptual.
III. Strategi Jitu Menjawab Speaking IELTS Part 3 Questions
Memiliki strategi yang solid adalah kunci kesuksesan dalam IELTS Speaking Part 3, bukan hanya mengandalkan kemampuan berbahasa Inggris semata. Banyak kandidat dengan kemampuan bahasa yang baik tetap kesulitan mencapai band score tinggi karena mereka tidak tahu bagaimana mengorganisir ide-ide mereka atau mengembangkan jawaban dengan cara yang meyakinkan dan terstruktur.
Bagian ini akan membedah pendekatan sistematis untuk menyusun respons yang koheren, meyakinkan, dan menunjukkan kemampuan berpikir kritis yang diharapkan penguji. Dengan menguasai strategi-strategi ini, Anda akan merasa lebih percaya diri menghadapi pertanyaan-pertanyaan challenging di IELTS Speaking Part 3.
1. Memahami Pertanyaan Abstrak dan Cara Mengembangkannya
Pertanyaan abstrak adalah ciri khas dari IELTS Speaking Part 3. Berbeda dengan pertanyaan konkret yang mudah dijawab berdasarkan pengalaman personal, pertanyaan abstrak meminta Anda untuk berpikir tentang konsep, tren, atau fenomena sosial yang lebih luas. Kemampuan untuk menguraikan dan mengembangkan pertanyaan abstrak ini adalah skill yang harus dikuasai.
Langkah pertama dalam menangani pertanyaan abstrak adalah mengidentifikasi kata kunci utama dalam pertanyaan tersebut. Jika penguji bertanya "Why is cultural diversity important in modern society? (Mengapa keragaman budaya penting dalam masyarakat modern?)", kata kunci adalah "cultural diversity (keragaman budaya)", "important (penting)", dan "modern society (masyarakat modern)". Pemahaman yang jelas tentang kata kunci ini akan membantu Anda fokus pada inti pertanyaan dan menghindari jawaban yang melebar ke arah yang tidak relevan.
Gunakan frasa pembuka untuk memberi diri Anda waktu berpikir sambil tetap terdengar natural dan confident. Frasa seperti "That's an interesting question (Itu pertanyaan yang menarik)", "Well, from my perspective (Baiklah, dari sudut pandang saya)", "I'd say that (Saya akan mengatakan bahwa)", atau "That's quite thought-provoking (Itu cukup memancing pemikiran)" dapat memberi Anda beberapa detik ekstra untuk mengorganisir pikiran tanpa terdengar seperti sedang kebingungan. Namun, jangan menggunakan frasa yang sama berulang-ulang di setiap jawaban karena akan terdengar tidak natural.
Berpikir dari berbagai sudut pandang akan memperkaya jawaban Anda dan menunjukkan kemampuan analisis yang mendalam. Ketika menjawab pertanyaan tentang isu sosial, cobalah untuk mempertimbangkan perspektif individu, masyarakat, dan pemerintah atau institusi. Misalnya, saat membahas pentingnya pendidikan, Anda bisa melihat dari sudut pandang manfaat personal (pengembangan diri), manfaat sosial (kemajuan masyarakat), dan manfaat ekonomi (pertumbuhan ekonomi nasional).
2. Struktur Jawaban Efektif (PEEL, AREA)
Menggunakan struktur yang jelas akan membuat jawaban Anda lebih mudah dipahami dan terdengar lebih terorganisir. Dua metode populer yang bisa Anda adaptasi untuk IELTS Speaking Part 3 adalah AREA dan PEEL.
Metode AREA:
|
Metode AREA |
Contoh penerapan AREA |
|
Pertanyaan "Is it better for young people to start working immediately after finishing school or continue their education?" (Apakah lebih baik bagi anak muda untuk langsung bekerja setelah lulus sekolah atau melanjutkan pendidikan mereka?)
|
Metode PEEL:
|
Metode PEEL |
Contoh penerapan PEEL |
|
Pertanyaan: "Do you think governments should invest more in public transportation?" (Apakah Anda berpikir pemerintah seharusnya lebih banyak berinvestasi pada transportasi umum?)
|
Kedua metode ini fleksibel dan dapat disesuaikan dengan tipe pertanyaan yang Anda hadapi. Yang penting adalah memiliki structure dalam pikiran Anda sehingga jawaban tidak berputar-putar atau kehilangan arah di tengah jalan.
3. Tips Meningkatkan Kosakata dan Tata Bahasa
Kemampuan menggunakan kosa kata IELTS yang varied dan sophisticated serta struktur gramatikal IELTS yang complex adalah kunci untuk mencapai band score tinggi di IELTS Speaking Part 3.
|
Aspek |
Penjelasan & Contoh (dengan terjemahan Bahasa Indonesia) |
|
Kosakata (Lexical Resource) |
Fokuslah pada mempelajari sinonim untuk kata-kata umum yang sering digunakan. Alih-alih selalu mengatakan “important” (penting), variasikan dengan:
Pelajari juga collocations (gabungan kata alami) seperti:
Idioms IELTS (ungkapan idiomatik) dapat menambah warna pada jawaban Anda, tetapi gunakan dengan hati-hati dan hanya jika Anda yakin konteksnya tepat – forcing idioms yang tidak pas justru akan menurunkan skor. Hindari penggunaan kata yang terlalu generic seperti “good” (bagus), “bad” (buruk), “nice” (menyenangkan), atau “thing” (hal / benda) - sebaliknya, gunakan kata yang lebih spesifik dan deskriptif yang menunjukkan precision dalam bahasa. |
|
Tata Bahasa (Grammar) |
Menguasai berbagai struktur kalimat akan membuat kemampuan berbicara Anda terdengar lebih sophisticated
|
Latihan yang konsisten adalah kunci untuk mengintegrasikan kosakata dan struktur gramatikal baru ke dalam speaking Anda secara natural. Coba record jawaban Anda untuk pertanyaan practice, lalu dengarkan kembali untuk mengidentifikasi area yang bisa ditingkatkan.
Kumpulan tips ujian IELTS Speaking ada di sini: Cara Kuasai IELTS Speaking Tips Ampuh dari Pengalaman Lulus Skor Tinggi
IV. Kesalahan Umum yang Harus Dihindari oleh Peserta Tes dari Indonesia
Memahami kesalahan yang sering dilakukan dapat membantu Anda menghindari pitfall yang sama dan meningkatkan performa dalam IELTS Speaking Part 3. Berikut adalah kesalahan-kesalahan umum yang sering dilakukan oleh kandidat dari Indonesia:
|
Kesalahan Umum |
Penjelasan dan Solusi |
|
Memberikan Jawaban Terlalu Singkat |
|
|
Menghafal Jawaban |
|
|
Keluar dari Topik |
|
|
Terlalu Banyak Menggunakan "Filler Words" |
|
|
Takut Salah |
|
V. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) Seputar IELTS Speaking Part 3
Berikut adalah jawaban untuk beberapa pertanyaan yang frequently asked oleh kandidat IELTS, khususnya tentang IELTS Speaking Part 3:
1. Bolehkah saya meminta penguji mengulangi pertanyaan?
Ya, Anda diperbolehkan meminta penguji untuk mengulangi atau clarify pertanyaan jika Anda tidak memahaminya. Ini adalah hal yang completely normal dan tidak akan menurunkan skor Anda. Gunakan frasa yang sopan seperti:
-
I'm sorry, could you please repeat the question? (Maaf, bisakah Anda mengulangi pertanyaannya?)
-
I'm not sure I fully understood the question. Could you rephrase it? (Saya tidak yakin saya sepenuhnya memahami pertanyaannya. Bisakah Anda mengatakannya dengan cara lain?)
Yang perlu dihindari adalah meminta pengulangan untuk setiap pertanyaan karena ini bisa mengindikasikan listening comprehension yang lemah.
2. Apa yang harus dilakukan jika saya tidak tahu jawabannya atau tidak familiar dengan topiknya?
Tidak apa-apa jika Anda tidak memiliki deep knowledge tentang topik yang ditanyakan. Yang dinilai adalah kemampuan bahasa Anda, bukan pengetahuan faktual. Jika Anda tidak familiar dengan topik, Anda bisa honestly acknowledge it dengan mengatakan:
-
I'm not an expert on this topic, but from what I understand… (Saya bukan ahli dalam topik ini, tetapi sejauh yang saya pahami…)
-
This isn't something I've thought about deeply, but I would say… (Ini bukan sesuatu yang pernah saya pikirkan secara mendalam, tetapi saya akan mengatakan bahwa…)
Kemudian berikan pandangan umum atau logical reasoning berdasarkan common sense. Anda juga bisa relate topik tersebut ke something you know more about untuk mengembangkan respons.
3. Berapa panjang jawaban yang ideal untuk setiap pertanyaan?
Tidak ada durasi yang strictly required, tetapi sebagai guideline umum, setiap jawaban di IELTS Speaking Part 3 sebaiknya berlangsung antara 30-60 detik. Yang lebih penting dari length adalah quality dan completeness – pastikan jawaban Anda fully addresses pertanyaan, provides reasons, dan includes examples atau elaboration. Jangan berbicara terlalu lama sehingga memonopoli conversation atau going off on tangents, tetapi juga jangan terlalu singkat sehingga tampak superficial atau under-developed.
4. Apakah aksen saya akan memengaruhi skor?
Aksen, baik itu aksen Indonesia, Amerika, Inggris, atau aksen lainnya, tidak akan secara langsung mempengaruhi skor pelafalan Anda selama ucapan Anda jelas dan mudah dipahami. Aspek yang dinilai adalah kejelasan (clarity), penekanan kata (word stress), penekanan kalimat (sentence stress), intonasi, serta kemampuan untuk dipahami. Jadi, fokus Anda sebaiknya bukan untuk menghilangkan aksen, melainkan memastikan bahwa setiap kata dapat dipahami dengan mudah oleh penguji. Berlatih berbicara dengan jelas dan memperhatikan pelafalan setiap bunyi akan jauh lebih bermanfaat dibandingkan mencoba meniru aksen penutur asli.
Menyimpulkan
Menguasai IELTS Speaking Part 3 memang bukan hal yang mudah, tetapi dengan pemahaman yang kuat tentang format ujian, strategi yang tepat, serta latihan yang konsisten, Anda dapat meningkatkan performa secara signifikan dan meraih band score tinggi yang Anda inginkan. Perlu diingat bahwa kunci kesuksesan tidak hanya terletak pada kemampuan berbahasa Inggris, tetapi juga pada kemampuan berpikir kritis, menyusun ide secara teratur, serta berkomunikasi dengan percaya diri dan alami.
Tidak perlu lagi menebak-nebak skor Anda! PREP IELTS Test Practice menggunakan algoritme AI tercanggih untuk menganalisis secara detail kemampuan nyata Anda di setiap aspek. Selain memberikan penilaian yang akurat, sistem ini juga menyoroti dengan jelas poin-poin peningkatan yang diperlukan untuk mencapai skor impian Anda. Bank soal IELTS yang terus diperbarui memastikan Anda selalu berlatih dengan materi paling mutakhir melalui IELTS free online test. Mulailah sekarang—uji coba pertama IELTS sepenuhnya gratis!

Halo! Nama saya Sari, saat ini saya bekerja sebagai Manajer Konten Produk di blog situs web prepedu.com.
Dengan pengalaman lebih dari 5 tahun dalam belajar mandiri bahasa asing seperti bahasa Inggris dan Mandarin serta mempersiapkan ujian IELTS dan TOEIC, saya telah mengumpulkan banyak pengetahuan untuk mendukung ribuan orang yang menghadapi kesulitan dalam belajar bahasa asing.
Semoga apa yang saya bagikan dapat membantu proses belajar mandiri di rumah secara efektif bagi semua orang!
Komentar
Peta pembelajaran yang dipersonalisasi
Paling banyak dibaca











