Panduan Lengkap IELTS Speaking Part 3 untuk Skor Tinggi di 2025

Bagaimana cara menjawab IELTS Speaking Part 3 dengan percaya diri dan meraih band score tinggi? IELTS Speaking Part 3 adalah bagian tersulit dalam tes speaking karena menuntut kemampuan analisis mendalam, justifikasi pendapat, dan diskusi tentang topik abstrak dalam waktu 4-5 menit. Berbeda dengan Part 1 dan 2, bagian ini menguji kemampuan berpikir kritis Anda dalam bahasa Inggris.

Banyak peserta tes dari Indonesia mengalami kesulitan di bagian ini karena kurang memahami strategi menjawab yang efektif dan tipe pertanyaan yang sering muncul. Panduan lengkap dari PREP ini akan membantu Anda menguasai teknik menjawab, menghindari kesalahan umum, dan memaksimalkan skor speaking di tahun 2025.

Rahasia Jawaban Cerdas untuk Pertanyaan Abstrak di IELTS Speaking Part 3
Rahasia Jawaban Cerdas untuk Pertanyaan Abstrak di IELTS Speaking Part 3

I. Apa Sebenarnya IELTS Speaking Bagian 3 Itu? Memahami Formatnya

IELTS Speaking bagian 3 adalah tahap diskusi dua arah antara Anda dan penguji yang berlangsung selama 4-5 menit setelah Anda menyelesaikan IELTS Speaking Part 2. Berbeda dengan dua bagian sebelumnya, Part 3 menguji kemampuan Anda untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyampaikan pendapat tentang isu-isu yang lebih luas dan abstrak. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penguji biasanya terkait dengan topik yang sudah Anda bicarakan di Part 2, namun dengan tingkat kedalaman dan kompleksitas yang jauh lebih tinggi.

Bagian ini dirancang untuk melihat sejauh mana kemampuan analitis dan kemampuan berdiskusi Anda dalam bahasa Inggris. Penguji ingin melihat apakah Anda mampu berpikir kritis, memberikan alasan yang logis untuk pendapat Anda, membandingkan berbagai perspektif, dan mendiskusikan implikasi dari suatu isu terhadap masyarakat atau kehidupan sehari-hari. Inilah mengapa IELTS Speaking Part 3 sering dianggap sebagai ujian sesungguhnya dari kemampuan berbahasa Inggris akademik seseorang.

1. Perbedaan Utama Antara Speaking Part 1, 2, dan 3

Untuk memahami IELTS Speaking Part 3 dengan lebih baik, penting untuk mengetahui bagaimana bagian ini berbeda dari IELTS Speaking Part 1 dan Part 2. Berikut adalah tabel perbandingan yang menjelaskan perbedaan mendasar antara ketiga bagian tersebut:

Aspek

Part 1

Part 2

Part 3

Durasi

4-5 menit

3-4 menit (termasuk 1 menit persiapan)

4-5 menit

Tipe Pertanyaan

Pertanyaan personal dan umum tentang kehidupan sehari-hari, keluarga, hobi, pekerjaan

Monolog tentang topik tertentu berdasarkan kartu tugas

Pertanyaan abstrak dan mendalam terkait topik Part 2

Tingkat Kesulitan

Mudah hingga menengah

Menengah

Sulit hingga sangat sulit

Fokus Penilaian

Kemampuan berkomunikasi dasar, kelancaran berbicara tentang hal-hal familiar

Kemampuan berbicara panjang, organisasi ide, dan kemampuan bercerita

Kemampuan berdiskusi, analisis mendalam, justifikasi pendapat, dan berpikir kritis

Format Interaksi

Tanya jawab singkat

Monolog satu arah

Diskusi dua arah yang interaktif

Panjang Jawaban

2-3 kalimat per pertanyaan

1-2 menit berbicara tanpa interupsi

Jawaban yang dikembangkan dengan baik, biasanya 3-5 kalimat atau lebih

Perbedaan paling mencolok terletak pada kedalaman dan kompleksitas pertanyaan. Jika di Part 1 Anda ditanya "Do you like reading books (Apakah Anda suka membaca?)", maka di IELTS Speaking Part 3 pertanyaannya bisa berkembang menjadi "Why is reading books important for a person’s intellectual development? (Mengapa membaca buku penting bagi perkembangan intelektual seseorang?)" atau "How has digital technology changed the reading habits of modern society? (Bagaimana teknologi digital telah mengubah kebiasaan membaca masyarakat modern?)". Pertanyaan-pertanyaan seperti ini memerlukan pemikiran yang lebih dalam dan kemampuan untuk melihat isu dari berbagai sudut pandang.

2. Tujuan dan Fokus Penilaian di Part 3

Tujuan utama dari IELTS Speaking Part 3 adalah mengevaluasi kemampuan Anda untuk mengekspresikan dan mempertahankan pendapat, menganalisis situasi kompleks, serta berspekulasi tentang isu-isu yang mempengaruhi masyarakat luas. Penguji ingin melihat apakah Anda dapat berpikir secara kritis dalam bahasa Inggris, bukan hanya menghafal jawaban atau memberikan respons yang dangkal dan umum.

Fokus penilaian di Part 3 tetap mengacu pada empat kriteria utama IELTS Speaking, namun dengan ekspektasi yang lebih tinggi dibandingkan Part 1 dan Part 2:

  • Fluency and Coherence (Kelancaran dan Koherensi) – Di IELTS Speaking Part 3, penguji mengharapkan Anda dapat berbicara dengan lancar tanpa terlalu banyak jeda atau pengulangan yang mengganggu. Koherensi menjadi sangat penting karena Anda harus menghubungkan ide-ide kompleks dengan logis menggunakan discourse markers seperti "furthermore", "on the other hand", "as a result", dan "however". Kemampuan untuk mengembangkan argumen secara sistematis dan terstruktur akan sangat mempengaruhi skor Anda di kriteria ini.

  • Lexical Resource (Kosakata) – Pada bagian ini, penggunaan kosakata yang lebih canggih, spesifik, dan bervariasi sangat dihargai. Anda diharapkan menggunakan collocations yang tepat, idiom yang relevan (namun tidak berlebihan), dan terminologi yang sesuai dengan topik diskusi. Misalnya, ketika membicarakan tentang pendidikan, menggunakan frasa seperti "lifelong learning", "critical thinking skills", atau "educational inequality" akan menunjukkan kedalaman kosakata Anda.

  • Grammatical Range and Accuracy (Ragam dan Akurasi Tata Bahasa) – IELTS Speaking Part 3 menuntut Anda untuk menggunakan berbagai struktur gramatikal yang kompleks dengan akurat. Ini termasuk conditional sentences (kalimat pengandaian), passive voice, relative clauses, dan berbagai tenses untuk menjelaskan situasi hipotesis, membandingkan masa lalu dengan masa kini, atau memprediksi masa depan. Kandidat yang hanya menggunakan struktur kalimat sederhana akan kesulitan mencapai band score di atas 6.5.

  • Pronunciation (Pelafalan) – Meskipun aksen bukanlah fokus utama, kejelasan pelafalan Anda tetap penting untuk memastikan penguji dapat memahami setiap kata yang Anda ucapkan. Intonasi yang tepat, penekanan kata yang benar, dan kemampuan untuk menggunakan connected speech akan membantu Anda terdengar lebih natural dan mudah dipahami, yang pada akhirnya berkontribusi pada skor pronunciation yang lebih tinggi.

Pelajari lebih lanjut tentang ujian IELTS Speaking dan cara penilaiannya di sini: Panduan IELTS Speaking Test: Strategi, Format dan Cara Menjawab untuk Skor Tinggi!

Mengungkap Fondasi IELTS Speaking Part 3
Mengungkap Fondasi IELTS Speaking Part 3

II. Tipe dan Contoh IELTS Speaking Questions Part 3 yang Sering Muncul

Memahami berbagai kategori pertanyaan yang sering muncul dalam IELTS Speaking Part 3 akan membantu Anda mempersiapkan kerangka jawaban yang lebih terstruktur dan efektif. Pertanyaan-pertanyaan di bagian ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tipe berdasarkan fungsi dan tujuannya. Setiap kategori memiliki pendekatan yang berbeda dalam cara Anda menyusun dan mengembangkan jawaban.

Topik-topik yang dibahas dalam Speaking IELTS Part 3 questions biasanya berkisar pada isu-isu kontemporer yang relevan dengan kehidupan sehari-hari namun memerlukan perspektif yang lebih luas. Untuk peserta tes dari Indonesia, memahami konteks lokal sambil tetap mampu berpikir secara global akan memberikan nilai tambah pada jawaban Anda.

1. Kategori Pertanyaan Umum

Berikut adalah kategori-kategori utama dari pertanyaan yang sering muncul dalam IELTS Speaking Part 3, beserta contoh dan tips untuk menjawabnya:

Tipe Pertanyaan

Deskripsi Singkat

Contoh Pertanyaan

Memberi dan Membenarkan Opini

Tipe pertanyaan paling umum. Anda diminta menyatakan pendapat dan memberikan alasan logis untuk mendukungnya.

  • Why do you think people are interested in learning foreign languages? (Mengapa menurut Anda orang tertarik untuk belajar bahasa asing?)

  • Do you believe that social media has more positive or negative effects on society? (Apakah Anda percaya bahwa media sosial memiliki lebih banyak dampak positif atau negatif bagi masyarakat?)

Membandingkan dan Mengkontraskan

Anda diminta membedakan dua hal, situasi, atau periode waktu.

  • What are the differences between traditional and modern education systems? (Apa perbedaan antara sistem pendidikan tradisional dan modern?)

  • How do young people's attitudes toward work differ from those of older generations? (Bagaimana sikap anak muda terhadap pekerjaan berbeda dari generasi yang lebih tua?)

Prediksi dan Spekulasi Masa Depan

Pertanyaan yang meminta Anda memperkirakan perubahan atau perkembangan di masa depan.

  • How do you think technology will change the way we work in the next 20 years? (Menurut Anda, bagaimana teknologi akan mengubah cara kita bekerja dalam 20 tahun ke depan?)

  • What changes might we see in people's shopping habits in the future? (Perubahan apa yang mungkin kita lihat dalam kebiasaan belanja masyarakat di masa depan?)

Sebab dan Akibat

Mengeksplorasi alasan di balik suatu fenomena atau dampaknya terhadap masyarakat.

  • What are the main causes of environmental pollution in big cities? (Apa penyebab utama polusi lingkungan di kota besar?)

  • What effects does excessive smartphone use have on children's development? (Dampak apa yang ditimbulkan oleh penggunaan smartphone berlebihan terhadap perkembangan anak-anak?)

Solusi dan Saran

Anda diminta memberikan ide atau rekomendasi untuk menyelesaikan masalah tertentu.

  • How can we solve the problem of traffic congestion in urban areas? (Bagaimana cara kita mengatasi masalah kemacetan lalu lintas di kota besar?)

  • What can governments do to encourage people to adopt healthier lifestyles? (Apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk mendorong masyarakat menjalani gaya hidup yang lebih sehat?)

6 Jenis Pertanyaan Utama dalam IELTS Speaking Part 3
6 Jenis Pertanyaan Utama dalam IELTS Speaking Part 3

2. Sampel Jawaban untuk Berbagai Topik Populer

Melihat contoh jawaban lengkap akan membantu Anda memahami bagaimana menerapkan strategi yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut adalah beberapa contoh IELTS Speaking questions part 3 dengan jawaban berkualitas tinggi dan analisis singkat:

Topik: Teknologi dan Masyarakat

Question: Do you think social media platforms should be more strictly regulated by governments?

Audio:

[audio mp3="https://static-assets.prepcdn.com/content-management-system/ielts_speaking_part_3_q1_1cb94e3641.mp3"][/audio]

That's quite a complex issue with valid arguments on both sides. Personally, I believe some level of regulation is necessary to protect users, especially vulnerable groups like children and teenagers. Social media companies have shown they can't always self-regulate effectively, as we've seen with issues like data privacy breaches and the spread of misinformation. However, excessive government control could threaten freedom of expression and innovation. The ideal approach would probably be a balanced framework where platforms are held accountable for harmful content and user safety, but creative expression and legitimate discourse remain protected. For instance, requiring age verification for certain content or mandating transparency in how algorithms work could be reasonable measures without overstepping into censorship territory.

(Itu adalah masalah yang cukup kompleks dengan argumen yang masuk akal dari kedua sisi. Secara pribadi, saya percaya bahwa tingkat regulasi tertentu memang diperlukan untuk melindungi pengguna, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan remaja. Perusahaan media sosial telah menunjukkan bahwa mereka tidak selalu dapat mengatur diri mereka sendiri secara efektif, seperti yang terlihat pada kasus pelanggaran privasi data dan penyebaran informasi yang salah. Namun, kontrol pemerintah yang berlebihan bisa mengancam kebebasan berekspresi dan inovasi. Pendekatan yang ideal mungkin adalah kerangka kerja yang seimbang, di mana platform bertanggung jawab atas konten berbahaya dan keamanan pengguna, tetapi kebebasan berekspresi dan diskusi yang sah tetap dilindungi. Misalnya, mewajibkan verifikasi usia untuk konten tertentu atau menuntut transparansi dalam cara kerja algoritma bisa menjadi langkah yang masuk akal tanpa melangkah terlalu jauh ke wilayah sensor.)

Audio: 

[audio mp3="https://static-assets.prepcdn.com/content-management-system/ielts_speaking_part_3_answer_1_92bdf87c14.mp3"][/audio]

Analysis: Jawaban ini menunjukkan kemampuan berpikir kritis dengan mengakui kompleksitas isu dan menyajikan argumen berimbang. Kandidat menggunakan kosakata akademik seperti "self-regulate" (mengatur diri sendiri), "misinformation" (informasi yang salah / hoaks), "framework" (kerangka kerja / sistem pengaturan), dan "legitimate discourse" (diskusi yang sah / wajar). Struktur gramatikal yang kompleks terlihat dalam penggunaan conditional sentences dan relative clauses. Contoh spesifik di akhir memperkuat argumen dan menunjukkan pemahaman praktis tentang topik.

Topik: Pendidikan dan Pembelajaran

Question: Why do you think many students lose motivation to study as they progress through their education?

Audio:

[audio mp3="https://static-assets.prepcdn.com/content-management-system/ielts_speaking_part_3_q2_9d085b6db3.mp3"][/audio]

I think there are several interconnected factors that contribute to this common phenomenon. Firstly, as academic content becomes increasingly abstract and specialized, students may struggle to see the practical relevance to their daily lives or future careers. This disconnect between classroom learning and real-world application can make education feel pointless. Secondly, the traditional education system in many countries, including Indonesia, often emphasizes rote memorization and standardized testing rather than fostering genuine curiosity and critical thinking. When learning becomes purely about passing exams rather than personal growth and discovery, it's natural for motivation to decline. Finally, external pressures from parents and society to achieve high grades can transform education from an intrinsically rewarding activity into a source of stress and anxiety, which further diminishes students' enthusiasm for learning.

(Saya pikir ada beberapa faktor yang saling berhubungan yang berkontribusi terhadap fenomena umum ini. Pertama, seiring dengan semakin abstraknya dan spesialisnya materi akademik, para siswa mungkin kesulitan melihat relevansi praktisnya terhadap kehidupan sehari-hari atau karier masa depan mereka. Kesenjangan antara pembelajaran di kelas dan penerapan di dunia nyata ini dapat membuat pendidikan terasa tidak bermakna. Kedua, sistem pendidikan tradisional di banyak negara, termasuk Indonesia, sering menekankan hafalan dan ujian standar daripada menumbuhkan rasa ingin tahu yang tulus dan pemikiran kritis. Ketika belajar hanya menjadi soal lulus ujian, bukan tentang pertumbuhan pribadi dan penemuan diri, maka wajar jika motivasi menurun. Terakhir, tekanan eksternal dari orang tua dan masyarakat untuk meraih nilai tinggi dapat mengubah pendidikan dari aktivitas yang secara intrinsik memuaskan menjadi sumber stres dan kecemasan, yang semakin mengurangi semangat belajar siswa.)

Audio:

[audio mp3="https://static-assets.prepcdn.com/content-management-system/ielts_speaking_part_3_answer_2_389e590205.mp3"][/audio]

Analysis: Respons ini mendemonstrasikan organizational skills yang baik dengan menggunakan sequencing words ("firstly (pertama)", "secondly (kedua)", "finally (terakhir)"). Kandidat memberikan tiga alasan yang berbeda dan menjelaskan masing-masing dengan detail memadai. Penggunaan frasa seperti "interconnected factors (faktor-faktor yang saling berhubungan)", "rote memorization (hafalan semata)", dan "intrinsically rewarding (memberikan kepuasan secara batiniah / dari dalam diri sendiri)" menunjukkan lexical resource yang kuat. Jawaban juga menunjukkan cultural awareness dengan menyebutkan konteks Indonesia, yang membuat respons lebih personal dan authentic.

Topik: Lingkungan dan Keberlanjutan

Question: What role should individuals play in combating climate change compared to large corporations and governments?

Audio:

[audio mp3="https://static-assets.prepcdn.com/content-management-system/ielts_speaking_part_3_q3_56c20c8de0.mp3"][/audio]

While I believe that systemic change driven by governments and corporations is absolutely essential for addressing climate change at scale, individual actions shouldn't be dismissed as insignificant. Personal lifestyle choices, when adopted by millions of people, can create meaningful impact and also help shift cultural norms. For example, choosing sustainable transportation, reducing meat consumption, or supporting eco-friendly businesses sends market signals that can influence corporate behavior. More importantly though, individual environmental consciousness often translates into civic engagement – people who care about their carbon footprint are more likely to vote for pro-environment policies and hold companies accountable. That said, we need to be careful not to let individual responsibility become a distraction from demanding the large-scale policy changes and corporate reforms that are ultimately necessary to achieve real progress.

(Meskipun saya percaya bahwa perubahan sistemik yang digerakkan oleh pemerintah dan perusahaan sangat penting untuk menangani perubahan iklim dalam skala besar, tindakan individu tidak boleh dianggap remeh. Pilihan gaya hidup pribadi, ketika diadopsi oleh jutaan orang, dapat menciptakan dampak yang bermakna dan juga membantu mengubah norma-norma budaya. Sebagai contoh, memilih transportasi berkelanjutan, mengurangi konsumsi daging, atau mendukung bisnis ramah lingkungan dapat mengirimkan sinyal pasar yang mampu memengaruhi perilaku perusahaan. Yang lebih penting lagi, kesadaran lingkungan pada tingkat individu sering kali berubah menjadi keterlibatan warga negara — orang-orang yang peduli terhadap jejak karbon mereka cenderung lebih memilih kebijakan yang pro-lingkungan dan menuntut pertanggungjawaban dari perusahaan. Meskipun demikian, kita perlu berhati-hati agar tanggung jawab individu tidak menjadi pengalih perhatian dari tuntutan akan perubahan kebijakan besar-besaran dan reformasi perusahaan yang pada akhirnya sangat diperlukan untuk mencapai kemajuan yang nyata.)

Audio:

[audio mp3="https://static-assets.prepcdn.com/content-management-system/ielts_speaking_part_3_answer_3_1edcefda19.mp3"][/audio]

Analysis: Ini adalah contoh respons yang sangat mature dan nuanced. Kandidat menunjukkan kemampuan untuk menganalisis isu dari berbagai sudut dan menghindari jawaban yang terlalu simplistic. Penggunaan discourse markers (penanda wacana) seperti "while (sementara itu)", "however (namun / bagaimanapun juga)", dan "that said (meskipun demikian)" membantu membuat argumen lebih koheren. Kosakata tingkat tinggi seperti "systemic change (perubahan sistemik)", "civic engagement (keterlibatan warga negara / partisipasi sipil)", dan "carbon footprint" (jejak karbon) digunakan dengan tepat. Yang paling impressive adalah kemampuan untuk memberikan contoh konkret sambil tetap mempertahankan analisis yang abstrak dan konseptual.

III. Strategi Jitu Menjawab Speaking IELTS Part 3 Questions

Memiliki strategi yang solid adalah kunci kesuksesan dalam IELTS Speaking Part 3, bukan hanya mengandalkan kemampuan berbahasa Inggris semata. Banyak kandidat dengan kemampuan bahasa yang baik tetap kesulitan mencapai band score tinggi karena mereka tidak tahu bagaimana mengorganisir ide-ide mereka atau mengembangkan jawaban dengan cara yang meyakinkan dan terstruktur.

Bagian ini akan membedah pendekatan sistematis untuk menyusun respons yang koheren, meyakinkan, dan menunjukkan kemampuan berpikir kritis yang diharapkan penguji. Dengan menguasai strategi-strategi ini, Anda akan merasa lebih percaya diri menghadapi pertanyaan-pertanyaan challenging di IELTS Speaking Part 3.

1. Memahami Pertanyaan Abstrak dan Cara Mengembangkannya

Pertanyaan abstrak adalah ciri khas dari IELTS Speaking Part 3. Berbeda dengan pertanyaan konkret yang mudah dijawab berdasarkan pengalaman personal, pertanyaan abstrak meminta Anda untuk berpikir tentang konsep, tren, atau fenomena sosial yang lebih luas. Kemampuan untuk menguraikan dan mengembangkan pertanyaan abstrak ini adalah skill yang harus dikuasai.

Langkah pertama dalam menangani pertanyaan abstrak adalah mengidentifikasi kata kunci utama dalam pertanyaan tersebut. Jika penguji bertanya "Why is cultural diversity important in modern society? (Mengapa keragaman budaya penting dalam masyarakat modern?)", kata kunci adalah "cultural diversity (keragaman budaya)", "important (penting)", dan "modern society (masyarakat modern)". Pemahaman yang jelas tentang kata kunci ini akan membantu Anda fokus pada inti pertanyaan dan menghindari jawaban yang melebar ke arah yang tidak relevan.

Gunakan frasa pembuka untuk memberi diri Anda waktu berpikir sambil tetap terdengar natural dan confident. Frasa seperti "That's an interesting question (Itu pertanyaan yang menarik)", "Well, from my perspective (Baiklah, dari sudut pandang saya)", "I'd say that (Saya akan mengatakan bahwa)", atau "That's quite thought-provoking (Itu cukup memancing pemikiran)" dapat memberi Anda beberapa detik ekstra untuk mengorganisir pikiran tanpa terdengar seperti sedang kebingungan. Namun, jangan menggunakan frasa yang sama berulang-ulang di setiap jawaban karena akan terdengar tidak natural.

Berpikir dari berbagai sudut pandang akan memperkaya jawaban Anda dan menunjukkan kemampuan analisis yang mendalam. Ketika menjawab pertanyaan tentang isu sosial, cobalah untuk mempertimbangkan perspektif individu, masyarakat, dan pemerintah atau institusi. Misalnya, saat membahas pentingnya pendidikan, Anda bisa melihat dari sudut pandang manfaat personal (pengembangan diri), manfaat sosial (kemajuan masyarakat), dan manfaat ekonomi (pertumbuhan ekonomi nasional).

2. Struktur Jawaban Efektif (PEEL, AREA)

Menggunakan struktur yang jelas akan membuat jawaban Anda lebih mudah dipahami dan terdengar lebih terorganisir. Dua metode populer yang bisa Anda adaptasi untuk IELTS Speaking Part 3 adalah AREA dan PEEL.

Metode AREA:

Metode AREA

Contoh penerapan AREA

  • Answer (Jawaban Langsung) – Mulai dengan menjawab pertanyaan secara direct dan clear. Jika ditanya apakah setuju atau tidak, nyatakan posisi Anda di awal. Jika ditanya tentang penyebab, sebutkan penyebab utama terlebih dahulu.

  • Reason (Alasan) – Berikan reasoning di balik jawaban Anda. Jelaskan mengapa Anda berpikir demikian atau mengapa fenomena tersebut terjadi. Ini adalah bagian di mana Anda mengembangkan argumen logis Anda.

  • Example (Contoh Spesifik) – Berikan contoh konkret, bisa dari pengalaman personal, situasi di negara Anda, atau kasus yang diketahui secara umum. Contoh membuat jawaban abstrak menjadi lebih relatable dan meyakinkan.

  • Alternative (Pandangan Lain atau Kesimpulan) – Akhiri dengan mempertimbangkan perspektif alternatif atau memberikan concluding statement yang merangkum poin Anda. Ini menunjukkan bahwa Anda mampu melihat isu dari berbagai sisi.

Pertanyaan "Is it better for young people to start working immediately after finishing school or continue their education?" (Apakah lebih baik bagi anak muda untuk langsung bekerja setelah lulus sekolah atau melanjutkan pendidikan mereka?)

  • A: I believe continuing education is generally the better choice for most young people. (Saya percaya bahwa melanjutkan pendidikan umumnya merupakan pilihan yang lebih baik bagi sebagian besar anak muda.)

  • R: This is because higher education provides not just specialized knowledge but also critical thinking skills and broader perspectives that are increasingly valuable in today's complex job market. (Hal ini karena pendidikan tinggi tidak hanya memberikan pengetahuan yang bersifat spesialis, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan wawasan yang lebih luas, yang semakin berharga di pasar kerja yang kompleks saat ini.)

  • E: For instance, many Indonesian students who pursue university degrees find that they have access to better career opportunities and higher starting salaries compared to those who enter the workforce directly after high school. (Misalnya, banyak mahasiswa Indonesia yang melanjutkan ke jenjang universitas menemukan bahwa mereka memiliki akses ke peluang karier yang lebih baik dan gaji awal yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang langsung bekerja setelah lulus SMA.)

  • A: However, I recognize that for some individuals, especially those with clear vocational goals or entrepreneurial ambitions, gaining practical work experience early might be more beneficial than spending years in traditional academic study. (Namun, saya juga menyadari bahwa bagi sebagian individu — terutama mereka yang memiliki tujuan vokasional yang jelas atau ambisi kewirausahaan — memperoleh pengalaman kerja praktis sejak dini mungkin lebih bermanfaat daripada menghabiskan bertahun-tahun dalam studi akademik tradisional.)

Kerangka ARE-A: Atasi Blank dan Susun Jawaban Logis
Kerangka ARE-A: Atasi Blank dan Susun Jawaban Logis

Metode PEEL:

Metode PEEL

Contoh penerapan PEEL

  • Point (Poin Utama) – Nyatakan ide atau argumen utama Anda dengan jelas dan concise (singkat dan padat).

  • Explanation (Penjelasan) – Elaborasi poin tersebut dengan memberikan detail lebih lanjut, mengklarifikasi maksud Anda, atau menjelaskan how dan why (bagaimana dan mengapa).

  • Example (Contoh) – Sama seperti AREA, berikan contoh atau evidence (bukti) yang mendukung poin Anda.

  • Link (Kaitan Kembali ke Pertanyaan) – Hubungkan kembali jawaban Anda ke pertanyaan awal untuk menunjukkan bahwa respons Anda tetap relevan dan focused (terfokus).

Pertanyaan: "Do you think governments should invest more in public transportation?" (Apakah Anda berpikir pemerintah seharusnya lebih banyak berinvestasi pada transportasi umum?)

  • P (Point): Yes, I strongly believe governments should increase investment in public transportation systems. (Ya, saya sangat percaya bahwa pemerintah harus meningkatkan investasi dalam sistem transportasi umum.)

  • E (Explanation): Efficient and affordable public transport not only reduces traffic congestion and pollution but also improves people’s quality of life by providing equal access to mobility. (Transportasi umum yang efisien dan terjangkau tidak hanya mengurangi kemacetan lalu lintas dan polusi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memberikan akses mobilitas yang setara.)

  • E (Example): For instance, in cities like Jakarta, the expansion of MRT and TransJakarta has significantly decreased commuting time and encouraged more people to leave their private vehicles at home. (Sebagai contoh, di kota-kota seperti Jakarta, perluasan MRT dan TransJakarta secara signifikan telah mengurangi waktu perjalanan dan mendorong lebih banyak orang untuk meninggalkan kendaraan pribadi mereka di rumah.)

  • L (Link): Therefore, continuous government investment in public transport is essential for building sustainable and livable cities. (Oleh karena itu, investasi pemerintah yang berkelanjutan dalam transportasi umum sangat penting untuk membangun kota yang berkelanjutan dan layak huni.)

Kedua metode ini fleksibel dan dapat disesuaikan dengan tipe pertanyaan yang Anda hadapi. Yang penting adalah memiliki structure dalam pikiran Anda sehingga jawaban tidak berputar-putar atau kehilangan arah di tengah jalan.

3. Tips Meningkatkan Kosakata dan Tata Bahasa

Kemampuan menggunakan kosa kata IELTS yang varied dan sophisticated serta struktur gramatikal IELTS yang complex adalah kunci untuk mencapai band score tinggi di IELTS Speaking Part 3.

Aspek

Penjelasan & Contoh (dengan terjemahan Bahasa Indonesia)

Kosakata (Lexical Resource)

Fokuslah pada mempelajari sinonim untuk kata-kata umum yang sering digunakan. Alih-alih selalu mengatakan “important” (penting), variasikan dengan:

  • “crucial” (sangat penting / krusial)

  • “vital” (esensial / sangat diperlukan)

  • “essential” (mutlak perlu / pokok)

  • “significant” (bermakna / signifikan)

  • “paramount” (paling penting / utama)

Pelajari juga collocations (gabungan kata alami) seperti:

  • “raise awareness” (meningkatkan kesadaran)

  • “address an issue” (menangani suatu masalah)

  • “mitigate the impact” (mengurangi dampak)

  • “foster understanding” (mendorong pemahaman)

Idioms IELTS (ungkapan idiomatik) dapat menambah warna pada jawaban Anda, tetapi gunakan dengan hati-hati dan hanya jika Anda yakin konteksnya tepat – forcing idioms yang tidak pas justru akan menurunkan skor. Hindari penggunaan kata yang terlalu generic seperti “good” (bagus), “bad” (buruk), “nice” (menyenangkan), atau “thing” (hal / benda) - sebaliknya, gunakan kata yang lebih spesifik dan deskriptif yang menunjukkan precision dalam bahasa.

Tata Bahasa (Grammar)

Menguasai berbagai struktur kalimat akan membuat kemampuan berbicara Anda terdengar lebih sophisticated

  • Conditional sentences (kalimat pengandaian) sangat berguna untuk membahas situasi hipotesis atau spekulasi masa depan, seperti: “If governments invested more in public transportation, traffic congestion would likely decrease significantly.” (Jika pemerintah berinvestasi lebih banyak dalam transportasi umum, kemacetan lalu lintas kemungkinan besar akan berkurang secara signifikan.)

  • Passive voice (kalimat pasif) efektif untuk membahas proses atau ketika focus ada pada action bukan actor, contohnya. Contohnya: “Many traditional customs have been gradually replaced by modern practices.” (Banyak kebiasaan tradisional secara bertahap telah digantikan oleh praktik modern.)

  • Modal verbs (kata kerja bantu modal) seperti “might” (mungkin), “could” (bisa / dapat), “should” (seharusnya), dan “would” (akan) membantu mengekspresikan kemungkinan (possibility), probabilitas (probability), kewajiban (obligation), dan hypothetical situations dengan lebih nuanced.

  • Complex sentences (kalimat kompleks) dengan relative clauses menunjukkan kemampuan untuk menggabungkan ide, misalnya: “The internet, which has revolutionized how we access information, has both positive and negative implications for traditional education.” (Internet, yang telah merevolusi cara kita mengakses informasi, memiliki dampak positif dan negatif terhadap pendidikan tradisional.)

Latihan yang konsisten adalah kunci untuk mengintegrasikan kosakata dan struktur gramatikal baru ke dalam speaking Anda secara natural. Coba record jawaban Anda untuk pertanyaan practice, lalu dengarkan kembali untuk mengidentifikasi area yang bisa ditingkatkan.

Kumpulan tips ujian IELTS Speaking ada di sini: Cara Kuasai IELTS Speaking Tips Ampuh dari Pengalaman Lulus Skor Tinggi

IV. Kesalahan Umum yang Harus Dihindari oleh Peserta Tes dari Indonesia

Memahami kesalahan yang sering dilakukan dapat membantu Anda menghindari pitfall yang sama dan meningkatkan performa dalam IELTS Speaking Part 3. Berikut adalah kesalahan-kesalahan umum yang sering dilakukan oleh kandidat dari Indonesia:

Kesalahan Umum

Penjelasan dan Solusi

Memberikan Jawaban Terlalu Singkat

  • Masalah: Memberikan respons yang sangat singkat (misalnya, "Yes, I agree") tidak menunjukkan kedalaman berpikir yang diharapkan.

  • Solusi: Kembangkan setiap jawaban menjadi setidaknya 3-5 kalimat. Jelaskan alasan Anda, berikan contoh, dan eksplorasi berbagai aspek dari pertanyaan tersebut. Selalu tanyakan pada diri sendiri "mengapa?" dan "bagaimana?" untuk memperluas jawaban Anda.

Menghafal Jawaban

  • Masalah: Penguji sangat terlatih untuk mendeteksi jawaban hafalan, yang terdengar tidak alami dan seringkali tidak relevan. Ini akan menurunkan skor secara signifikan.

  • Solusi: Hindari menghafal jawaban lengkap. Sebaliknya, fokuslah pada penghafalan frasa yang berguna, kata penghubung, dan kosakata yang dapat digunakan secara fleksibel dalam berbagai konteks.

Keluar dari Topik

  • Masalah: Karena gugup atau tidak yakin, kandidat sering berbicara panjang lebar tentang hal-hal yang tidak relevan dengan pertanyaan yang diajukan.

  • Solusi: Selalu ingat pertanyaan inti saat menjawab. Jika Anda sadar mulai keluar dari topik, gunakan frasa seperti, "Going back to your question..." untuk kembali fokus pada pertanyaan utama.

Terlalu Banyak Menggunakan "Filler Words"

  • Masalah: Penggunaan "uhm", "err", atau "like" yang berlebihan dapat mengganggu kelancaran (fluency) dan membuat Anda terdengar kurang percaya diri.

  • Solusi: Berlatihlah berbicara secara teratur untuk menjadi lebih nyaman dengan jeda singkat. Diam sejenak lebih baik daripada mengisi keheningan dengan suara yang tidak berarti. Rekam dan dengarkan kembali cara Anda berbicara untuk mengidentifikasi kebiasaan ini.

Takut Salah

  • Masalah: Terlalu fokus pada kesempurnaan tata bahasa dapat menyebabkan Anda berbicara sangat pelan, sering berhenti, atau bahkan diam karena takut membuat kesalahan.

  • Solusi: Ingatlah bahwa efektivitas komunikasi lebih diutamakan daripada tata bahasa yang sempurna. Kesalahan kecil tidak akan berdampak besar selama pesan Anda jelas. Kehilangan kelancaran dan kepercayaan diri karena terlalu khawatir justru lebih merugikan.

V. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) Seputar IELTS Speaking Part 3

Berikut adalah jawaban untuk beberapa pertanyaan yang frequently asked oleh kandidat IELTS, khususnya tentang IELTS Speaking Part 3:

1. Bolehkah saya meminta penguji mengulangi pertanyaan?

Ya, Anda diperbolehkan meminta penguji untuk mengulangi atau clarify pertanyaan jika Anda tidak memahaminya. Ini adalah hal yang completely normal dan tidak akan menurunkan skor Anda. Gunakan frasa yang sopan seperti:

  • I'm sorry, could you please repeat the question? (Maaf, bisakah Anda mengulangi pertanyaannya?)

  • I'm not sure I fully understood the question. Could you rephrase it? (Saya tidak yakin saya sepenuhnya memahami pertanyaannya. Bisakah Anda mengatakannya dengan cara lain?)

Yang perlu dihindari adalah meminta pengulangan untuk setiap pertanyaan karena ini bisa mengindikasikan listening comprehension yang lemah.

2. Apa yang harus dilakukan jika saya tidak tahu jawabannya atau tidak familiar dengan topiknya?

Tidak apa-apa jika Anda tidak memiliki deep knowledge tentang topik yang ditanyakan. Yang dinilai adalah kemampuan bahasa Anda, bukan pengetahuan faktual. Jika Anda tidak familiar dengan topik, Anda bisa honestly acknowledge it dengan mengatakan:

  • I'm not an expert on this topic, but from what I understand… (Saya bukan ahli dalam topik ini, tetapi sejauh yang saya pahami…)

  • This isn't something I've thought about deeply, but I would say… (Ini bukan sesuatu yang pernah saya pikirkan secara mendalam, tetapi saya akan mengatakan bahwa…)

Kemudian berikan pandangan umum atau logical reasoning berdasarkan common sense. Anda juga bisa relate topik tersebut ke something you know more about untuk mengembangkan respons.

3. Berapa panjang jawaban yang ideal untuk setiap pertanyaan?

Tidak ada durasi yang strictly required, tetapi sebagai guideline umum, setiap jawaban di IELTS Speaking Part 3 sebaiknya berlangsung antara 30-60 detik. Yang lebih penting dari length adalah quality dan completeness – pastikan jawaban Anda fully addresses pertanyaan, provides reasons, dan includes examples atau elaboration. Jangan berbicara terlalu lama sehingga memonopoli conversation atau going off on tangents, tetapi juga jangan terlalu singkat sehingga tampak superficial atau under-developed.

4. Apakah aksen saya akan memengaruhi skor?

Aksen, baik itu aksen Indonesia, Amerika, Inggris, atau aksen lainnya, tidak akan secara langsung mempengaruhi skor pelafalan Anda selama ucapan Anda jelas dan mudah dipahami. Aspek yang dinilai adalah kejelasan (clarity), penekanan kata (word stress), penekanan kalimat (sentence stress), intonasi, serta kemampuan untuk dipahami. Jadi, fokus Anda sebaiknya bukan untuk menghilangkan aksen, melainkan memastikan bahwa setiap kata dapat dipahami dengan mudah oleh penguji. Berlatih berbicara dengan jelas dan memperhatikan pelafalan setiap bunyi akan jauh lebih bermanfaat dibandingkan mencoba meniru aksen penutur asli.

Menyimpulkan

Menguasai IELTS Speaking Part 3 memang bukan hal yang mudah, tetapi dengan pemahaman yang kuat tentang format ujian, strategi yang tepat, serta latihan yang konsisten, Anda dapat meningkatkan performa secara signifikan dan meraih band score tinggi yang Anda inginkan. Perlu diingat bahwa kunci kesuksesan tidak hanya terletak pada kemampuan berbahasa Inggris, tetapi juga pada kemampuan berpikir kritis, menyusun ide secara teratur, serta berkomunikasi dengan percaya diri dan alami.

Tidak perlu lagi menebak-nebak skor Anda! PREP IELTS Test Practice menggunakan algoritme AI tercanggih untuk menganalisis secara detail kemampuan nyata Anda di setiap aspek. Selain memberikan penilaian yang akurat, sistem ini juga menyoroti dengan jelas poin-poin peningkatan yang diperlukan untuk mencapai skor impian Anda. Bank soal IELTS yang terus diperbarui memastikan Anda selalu berlatih dengan materi paling mutakhir melalui IELTS free online test. Mulailah sekarang—uji coba pertama IELTS sepenuhnya gratis!

Sari
Product Content Admin

Halo! Nama saya Sari, saat ini saya bekerja sebagai Manajer Konten Produk di blog situs web prepedu.com.
Dengan pengalaman lebih dari 5 tahun dalam belajar mandiri bahasa asing seperti bahasa Inggris dan Mandarin serta mempersiapkan ujian IELTS dan TOEIC, saya telah mengumpulkan banyak pengetahuan untuk mendukung ribuan orang yang menghadapi kesulitan dalam belajar bahasa asing.
Semoga apa yang saya bagikan dapat membantu proses belajar mandiri di rumah secara efektif bagi semua orang!

KomentarKomentar

0/300 karakter
Loading...
PREP PTE. LTD.

UEN: 202227322W

Alamat: Chubb Square 8th Floor Jalan M.H. Thamrin No. 10 Jakarta Pusat 10230 Indonesia

Nomor Hotline: +65 3129 3111

Nomor WhatsApp: +62 857 3901 1119

Email: halo@prepedu.com

DISERTIFIKASI OLEH
DMCA protect