Panduan Lengkap IELTS Writing Task 2 Two Part Question untuk Skor Tinggi
Bagaimana cara menjawab IELTS Writing Task 2 Two Part Question dengan benar? Kunci utamanya adalah menjawab kedua pertanyaan secara seimbang dalam struktur empat paragraf yang jelas, dengan alokasi 80-100 kata untuk setiap body paragraph. Format Two-Part Question berbeda dari jenis esai lainnya karena mengharuskan Anda memberikan respons proporsional terhadap dua pertanyaan terpisah, bukan hanya satu aspek tunggal.
Banyak kandidat IELTS yang gagal mencapai band score 7+ karena hanya fokus pada satu pertanyaan atau memberikan jawaban yang tidak seimbang, padahal Task Achievement bernilai 25% dari total skor Writing Task 2. Bayangkan kehilangan hingga satu band score hanya karena tidak memahami cara mengalokasikan konten dengan tepat.
Dalam panduan lengkap dari PREP ini, Anda akan mempelajari struktur esai yang terbukti efektif, template untuk setiap tipe Two-Part Question, panduan menulis langkah-demi-langkah dengan alokasi waktu spesifik, analisis contoh esai lengkap, dan kesalahan umum yang harus dihindari untuk meraih skor tinggi.
- I. Memahami Esensi Soal IELTS Writing Task 2 Two Part Question
- II. Struktur Esai yang Terbukti Efektif untuk IELTS Writing Task 2 two part question
- III. Panduan Menulis Langkah-demi-Langkah (Step-by-Step)
- 1. Langkah 1: Analisis Pertanyaan dan Brainstorming Ide (5-7 menit)
- 2. Langkah 2: Menulis Paragraf Pendahuluan yang Kuat (3-4 menit)
- 3. Langkah 3: Mengembangkan Paragraf Isi untuk Pertanyaan Pertama (10-12 menit)
- 4. Langkah 4: Mengembangkan Paragraf Isi untuk Pertanyaan Kedua (10-12 menit)
- 5. Langkah 5: Menulis Kesimpulan yang Ringkas dan Efektif (2-3 menit)
- IV. IELTS Writing Task 2 Two Part Question Sample
- Menyimpulkan
I. Memahami Esensi Soal IELTS Writing Task 2 Two Part Question
Format Two-Part Question (juga dikenal sebagai Direct Question atau Double Question) merupakan salah satu jenis soal yang paling sering muncul dalam ujian IELTS Writing Task 2, dan kemampuan mengenalinya dengan cepat akan memberikan Anda keunggulan strategis dalam manajemen waktu dan struktur esai. Jenis soal ini memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari format esai lainnya seperti IELTS Writing Task 2 Opinion, IELTS Writing Task 2 Problem-Solution, IELTS Writing Task 2 Discussion, atau IELTS Writing Task 2 Advantages-Disadvantages.
Pada dasarnya, soal IELTS Writing Task 2 two part question menyajikan sebuah topik atau situasi terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh dua pertanyaan terpisah yang harus dijawab secara lengkap dan seimbang. Kedua pertanyaan ini biasanya dipisahkan dengan kata tanya seperti "What", "Why", "How", "To what extent", atau kombinasi dari ketiganya. Struktur umum dari prompt soal adalah: satu kalimat pengantar yang menyatakan isu atau fenomena, diikuti oleh dua pertanyaan yang berkaitan dengan isu tersebut.
1. Tiga Tipe Utama Two-Part Question
Berdasarkan pola pertanyaan yang muncul, soal IELTS Writing Task 2 two part question dapat dikategorikan menjadi tiga tipe utama yang perlu Anda kenali:
|
Tipe 1: Causes and Problems (Penyebab dan Masalah) |
Tipe ini menanyakan tentang penyebab dari suatu fenomena dan masalah-masalah yang timbul dari fenomena tersebut. Kedua aspek ini saling berkaitan namun memerlukan analisis terpisah. Contoh: "Nowadays many adults have full-time jobs and the proportion of their lives spent on work is very high. Some of them are under high stress and ignore the other parts of life. What are the causes and what are the effects?" (Saat ini banyak orang dewasa memiliki pekerjaan penuh waktu dan proporsi hidup mereka yang dihabiskan untuk bekerja sangat tinggi. Beberapa dari mereka mengalami stres tinggi dan mengabaikan bagian lain dari kehidupan. Apa penyebabnya dan apa efeknya?) |
|
Tipe 2: Problems and Solutions (Masalah dan Solusi) |
Tipe ini menanyakan tentang masalah-masalah yang ditimbulkan dari suatu fenomena serta solusi untuk mengatasinya. Fokusnya adalah mengidentifikasi dampak negatif dan memberikan rekomendasi praktis. Contoh: "Nowadays many people complain that they have difficulties getting enough sleep. What problems can lack of sleep cause? What can be done about lack of sleep?" (Saat ini banyak orang mengeluh bahwa mereka mengalami kesulitan mendapatkan tidur yang cukup. Masalah apa yang dapat disebabkan oleh kurangnya tidur? Apa yang dapat dilakukan tentang kurangnya tidur?) |
|
Tipe 3: Causes and Solutions (Penyebab dan Solusi) |
Tipe ini menanyakan tentang penyebab dari suatu fenomena dan solusi untuk mengatasinya. Ini adalah tipe yang paling umum muncul dalam ujian IELTS. Contoh: "Overpopulation in many major urban centers around the world is a major problem. What are the causes of this? How can this problem be solved?” (Kelebihan populasi di banyak pusat perkotaan besar di seluruh dunia adalah masalah utama. Apa penyebab dari ini? Bagaimana masalah ini dapat dipecahkan?) |
2. Cara Mengidentifikasi Two-Part Question dengan Akurat
Untuk mengidentifikasi soal IELTS Writing Task 2 two part question dengan cepat dan akurat, perhatikan struktur prompt yang terdiri dari:
|
Kalimat Pengantar (Background Statement) |
Berisi pernyataan tentang suatu isu, fenomena, atau fakta. Kalimat ini biasanya menggunakan ekspresi seperti:
Penting untuk dicatat bahwa kalimat pengantar ini bukanlah opini dari sekelompok orang (seperti "Some people believe that..."), melainkan pernyataan faktual tentang situasi yang ada. Perbedaan ini krusial karena akan mempengaruhi cara Anda menulis pendahuluan esai Anda. |
|
Dua Pertanyaan Terpisah |
Setelah kalimat pengantar, Anda akan menemukan dua pertanyaan yang jelas dan terpisah. Kedua pertanyaan ini bisa menggunakan kata tanya yang sama atau berbeda, dan mungkin berhubungan erat atau agak terpisah satu sama lain. Pertanyaan-pertanyaan ini adalah inti dari task Anda dan keduanya memiliki bobot yang sama pentingnya. |
3. Pentingnya Keseimbangan dalam Menjawab
Ciri krusial yang membedakan IELTS Writing Task 2 two part question dari format lain adalah keharusan untuk menjawab kedua pertanyaan dengan porsi yang seimbang. Ini bukan sekadar preferensi gaya penulisan, tetapi merupakan requirement fundamental yang secara langsung mempengaruhi skor Task Achievement Anda (yang bernilai 25% dari total skor Writing Task 2). Examiner IELTS akan mengevaluasi dengan teliti apakah Anda memberikan respons yang lengkap dan proporsional terhadap kedua aspek dari prompt soal.
Menjawab satu pertanyaan dengan sangat detail (misalnya 150 kata) namun hanya memberikan jawaban minimal untuk pertanyaan kedua (misalnya 40 kata) akan dianggap sebagai incomplete task response, yang secara otomatis membatasi skor maksimal Anda, bahkan jika kualitas bahasa dan organisasi esai Anda sempurna. Kedua pertanyaan memiliki bobot yang sama pentingnya dan harus diperlakukan dengan perhatian yang setara.
II. Struktur Esai yang Terbukti Efektif untuk IELTS Writing Task 2 two part question
Struktur esai yang tepat menjadi fondasi kesuksesan Anda dalam menjawab soal IELTS Writing Task 2 two part question. Pendekatan yang paling efektif dan telah terbukti berhasil adalah menggunakan struktur empat paragraf yang jelas, di mana setiap bagian memiliki fungsi spesifik dalam membangun argumen Anda. Struktur ini bersifat universal dan dapat diadaptasi untuk ketiga tipe Two-Part Question (Causes-Problems, Problems-Solutions, dan Causes-Solutions).
1. Paragraf Pendahuluan (Introduction) - 30-40 kata
Pendahuluan berfungsi sebagai gateway ke esai Anda dan harus segera menunjukkan kepada examiner bahwa Anda memahami task dengan sempurna. Pendahuluan yang efektif terdiri dari dua komponen utama:
|
Kalimat 1 - Background Statement (Paraphrase) |
Parafrasekan kalimat pengantar dari prompt soal menggunakan kata-kata dan struktur kalimat Anda sendiri. Sangat penting untuk TIDAK menggunakan frasa seperti "Some people believe that..." atau "Some people are of the opinion that..." karena Two-Part Question biasanya menyajikan fakta atau fenomena, bukan opini sekelompok orang. Sebagai gantinya, gunakan ekspresi seperti:
|
|
Kalimat 2 - Thesis Statement |
Nyatakan dengan jelas bahwa esai Anda akan membahas kedua pertanyaan. Formula thesis statement IELTS Writing Task 2 two part question bervariasi tergantung tipe soal: Contoh: "This essay will discuss the problems associated with this phenomenon and suggest possible solutions to overcome these issues." (Esai ini akan membahas masalah-masalah yang terkait dengan fenomena ini dan menyarankan solusi-solusi yang mungkin untuk mengatasi isu-isu tersebut.) |
2. Paragraf Isi Pertama (Body Paragraph 1) - 80-100 kata
Paragraf IELTS Writing Task 2 two part question ini harus fokus 100% pada menjawab pertanyaan pertama dengan struktur yang jelas dan logical flow:
|
Topic Sentence (Kalimat Topik) |
Kalimat topik yang secara eksplisit menjawab pertanyaan pertama dan berfungsi sebagai roadmap untuk paragraf. Template topic sentence berdasarkan tipe soal: Template untuk Causes (Penyebab):
Template untuk Problems (Masalah):
|
|
Development (Pengembangan) |
Kembangkan dua ide utama dengan pola yang jelas: Ide 1:
Ide 2:
Kata-kata transisi yang efektif untuk Body 1:
Panjang ideal: 80-100 kata (sekitar 5-6 kalimat) yang mencakup topic sentence, dua ide dengan penjelasan dan contoh. |
3. Paragraf Isi Kedua (Body Paragraph 2) - 80-100 kata
Paragraf IELTS Writing Task 2 two part question ini mengikuti struktur yang sama dengan Body 1, namun fokus pada pertanyaan kedua. Penggunaan signposting language di awal paragraf sangat krusial untuk menunjukkan transisi yang jelas:
Transitional Phrases untuk memulai Body 2:
|
Untuk beralih ke pertanyaan kedua |
|
|
Untuk Solutions (Solusi) |
|
|
Untuk Effects/ Consequences (Efek/ Konsekuensi) |
|
Development: Ikuti pola yang sama dengan Body 1 - kembangkan dua ide utama dengan penjelasan dan contoh. Pastikan panjang paragraf ini seimbang dengan Body 1 (perbedaan tidak lebih dari 20-30 kata).
4. Paragraf Kesimpulan (Conclusion) - 30-40 kata
Kesimpulan merangkum respons Anda untuk kedua pertanyaan tanpa menambahkan informasi baru. Template kesimpulan berdasarkan tipe soal:
-
Template untuk Problems-Solutions: "In conclusion, many issues can arise from [paraphrase isu] but there are several measures which can be taken to address them. (Kesimpulannya, banyak isu dapat muncul dari [parafrasekan isu] tetapi terdapat beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya.)
-
Template untuk Causes-Solutions: "In conclusion, many causes can give rise to [paraphrase isu] and there are several measures which can be taken to address this issue." (Kesimpulannya, banyak penyebab dapat menimbulkan [parafrasekan isu] dan terdapat beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi isu ini.)
-
Template untuk Causes-Effects/Problems: "In summary, [ringkasan penyebab] leads to [ringkasan efek/masalah], requiring careful attention from all stakeholders." (Singkatnya, [ringkasan penyebab] mengarah pada [ringkasan efek/masalah], yang memerlukan perhatian cermat dari semua pihak terkait.)
Variasi frasa pembuka kesimpulan:
-
"In conclusion..." (Kesimpulannya...)
-
"To sum up..." (Untuk merangkum...)
-
"To conclude..." (Untuk menyimpulkan...)
-
"In summary..." (Singkatnya...)
-
"Overall..." (Secara keseluruhan...)
-
"To summarize..." (Untuk meringkas...)
Tabel Ringkasan Struktur Esai Lengkap
|
Bagian Esai |
Fungsi Utama |
Panjang Ideal |
Kalimat Pembuka yang Disarankan |
Contoh Transitional Words |
|
Pendahuluan |
Memparafrasekan topik dan menyatakan akan menjawab kedua pertanyaan |
2-3 kalimat (30-40 kata) |
"It is true that..." / "These days..." + "This essay will discuss..." |
N/A |
|
Body Paragraph 1 |
Menjawab pertanyaan pertama dengan 2 ide utama, penjelasan, dan contoh |
80-100 kata (5-6 kalimat) |
"Many reasons can be given..." / "There are several problems..." |
"First and foremost...", "Additionally...", "For instance...", "This can be seen..." |
|
Body Paragraph 2 |
Menjawab pertanyaan kedua dengan 2 ide utama, penjelasan, dan contoh |
80-100 kata (5-6 kalimat) |
"Regarding the second question..." / "However, several solutions..." |
"Turning to...", "Moreover...", "For example...", "As a result..." |
|
Kesimpulan |
Merangkum jawaban untuk kedua pertanyaan tanpa ide baru |
2-3 kalimat (30-40 kata) |
"In conclusion..." / "To sum up..." / "Overall..." |
N/A |
|
Total |
Esai Lengkap |
270-290 kata |
III. Panduan Menulis Langkah-demi-Langkah (Step-by-Step)
Proses menulis esai IELTS Writing Task 2 two part question yang efektif dapat dipecah menjadi lima langkah strategis yang will help you manage time and produce high-quality essays. Setiap langkah memiliki alokasi waktu tertentu dalam total 40 menit yang Anda miliki untuk Writing Task 2. Manajemen waktu yang disiplin adalah separuh dari kesuksesan Anda.
Alokasi Waktu yang Disarankan
-
Langkah 1: Analisis dan Brainstorming - 5-7 menit
-
Langkah 2-5: Menulis (Introduction, Body 1, Body 2, Conclusion) - 28-30 menit
-
Review dan Proofreading - 3-5 menit
1. Langkah 1: Analisis Pertanyaan dan Brainstorming Ide (5-7 menit)
Langkah pertama dan paling krusial IELTS Writing Task 2 two part question adalah menganalisis setiap bagian dari prompt soal dengan teliti. Banyak kandidat yang gagal dalam Task Achievement bukan karena kemampuan bahasa yang kurang, tetapi karena mereka tidak sepenuhnya memahami apa yang diminta oleh soal. Jangan tergesa-gesa memulai menulis tanpa pemahaman yang jelas.
Sub-langkah Analisis Pertanyaan:
|
Baca prompt soal 2-3 kali dengan cermat |
Baca sekali untuk mendapatkan gambaran umum, baca kedua kalinya sambil menggarisbawahi kata kunci, dan baca ketiga kalinya untuk memastikan Anda benar-benar memahami requirement. |
|
Identifikasi komponen-komponen kunci |
|
|
Tentukan tipe soal |
Apakah ini Causes-Problems, Problems-Solutions, atau Causes-Solutions? Mengetahui tipe soal akan membantu Anda memilih template struktur yang tepat. |
Sub-langkah Brainstorming Ide:
|
Gunakan teknik "Specify the Question" (Spesifikkan Pertanyaan) |
Jangan langsung menjawab pertanyaan secara umum. Spesifikkan terlebih dahulu untuk membuat ide Anda lebih konkret dan mudah dikembangkan. Contoh aplikasi: Pertanyaan: "Why is traffic congestion increasing in cities?" (Mengapa kemacetan lalu lintas meningkat di kota-kota?) Spesifikasi:
Dengan spesifikasi ini, Anda mendapatkan dua ide konkret: (1) urbanisasi dan (2) infrastruktur yang tidak memadai. |
||||
|
Brainstorm untuk setiap pertanyaan secara terpisah |
Buat dua kolom atau dua bagian terpisah dalam draft paper Anda:
|
||||
|
Evaluasi dan pilih ide terbaik |
Tidak semua ide yang Anda brainstorm akan equally good. Pilih ide yang:
|
Tips Penting untuk Brainstorming:
-
Jangan habiskan lebih dari 7 menit untuk tahap ini
-
Lebih baik memiliki 2 ide yang well-developed daripada 4 ide yang superficial
-
Pikirkan contoh spesifik dari konteks Indonesia ketika memungkinkan (Jakarta, Surabaya, sistem pendidikan Indonesia, dll.)
-
Jika stuck, think about personal experiences atau situasi yang Anda ketahui
2. Langkah 2: Menulis Paragraf Pendahuluan yang Kuat (3-4 menit)
Pendahuluan yang efektif harus segera menunjukkan kepada examiner bahwa Anda memahami task dan akan memberikan respons lengkap terhadap kedua pertanyaan. Formula sederhana namun powerful untuk pendahuluan adalah: parafrase topik + thesis statement yang mengindikasikan kedua pertanyaan akan dijawab.
Teknik Parafrase yang Efektif:
|
Gunakan sinonim |
|
|
Ubah struktur kalimat |
Original: "Many people today spend less time with their families." ➡️ Paraphrase: "In modern society, an increasing number of individuals allocate insufficient time to family interactions." Original: "Traffic congestion is becoming more common in cities." ➡️ Paraphrase: "Urban areas are increasingly experiencing severe traffic jams." |
|
Ubah word class (jenis kata) |
|
Contoh Lengkap Pendahuluan:
Prompt Soal: "Many people today spend less time with their families. What are the reasons for this? What are the effects on family life and society?"
|
Analisis sebelum menulis |
|
|
Pendahuluan yang Ditulis |
In modern society, an increasing number of individuals allocate insufficient time to family interactions. This essay will examine the primary factors contributing to this trend and discuss its implications for both family dynamics and broader social structures. (Dalam masyarakat modern, semakin banyak individu yang mengalokasikan waktu tidak memadai untuk interaksi keluarga. Esai ini akan mengkaji faktor-faktor utama yang berkontribusi pada tren ini dan membahas implikasinya terhadap dinamika keluarga maupun struktur sosial yang lebih luas.) |
|
Analisis Mengapa Pendahuluan Ini Efektif |
|
3. Langkah 3: Mengembangkan Paragraf Isi untuk Pertanyaan Pertama (10-12 menit)
Paragraf isi pertama Anda harus dimulai dengan topic sentence yang langsung menjawab pertanyaan pertama. Topic sentence ini berfungsi sebagai roadmap mini untuk paragraf tersebut, memberi tahu pembaca apa yang akan Anda bahas.
Struktur Detail untuk Body Paragraph 1:
|
Kalimat 1: Topic Sentence |
Gunakan template yang sesuai dengan tipe pertanyaan (lihat Section II untuk template lengkap). |
|
Kalimat 2-3: Ide Pertama + Penjelasan |
|
|
Kalimat 4: Contoh untuk Ide Pertama (opsional tetapi sangat disarankan) |
Gunakan signposting untuk contoh:
|
|
Kalimat 5-6: Ide Kedua + Penjelasan |
|
Contoh Lengkap Body Paragraph 1:
|
Context: Melanjutkan prompt tentang "people spending less time with families" |
|
Body Paragraph 1: "There are several significant factors explaining why people dedicate less time to their families nowadays. The primary reason is the increasing demands of modern work culture, where many professionals face extended working hours and heightened job responsibilities to remain competitive in their fields. For instance, in metropolitan areas of Indonesia such as Jakarta, it is common for office workers to leave home before 7 AM and return after 8 PM, leaving minimal time for family meals or meaningful conversations. Additionally, the pervasive influence of digital technology has created a paradox where family members may be physically present together but mentally absorbed in their individual devices, effectively reducing quality family time despite physical proximity." (Terdapat beberapa faktor signifikan yang menjelaskan mengapa orang mendedikasikan lebih sedikit waktu untuk keluarga mereka saat ini. Alasan utama adalah meningkatnya tuntutan budaya kerja modern, di mana banyak profesional menghadapi jam kerja yang diperpanjang dan tanggung jawab pekerjaan yang meningkat untuk tetap kompetitif di bidang mereka. Sebagai contoh, di wilayah metropolitan Indonesia seperti Jakarta, adalah hal umum bagi pekerja kantoran untuk meninggalkan rumah sebelum pukul 7 pagi dan kembali setelah pukul 8 malam, menyisakan waktu minimal untuk makan bersama keluarga atau percakapan bermakna. Selain itu, pengaruh teknologi digital yang meluas telah menciptakan paradoks di mana anggota keluarga mungkin hadir secara fisik bersama namun secara mental terserap dalam perangkat individual mereka, yang secara efektif mengurangi kualitas waktu keluarga meskipun ada kedekatan fisik.) |
Breakdown Analisis:
-
Kalimat 1: Topic sentence dengan formula "There are several significant factors explaining why..."
-
Kalimat 2: Ide 1 - work culture demands
-
Kalimat 3: Contoh spesifik dari Indonesia (Jakarta office workers)
-
Kalimat 4: Ide 2 - digital technology influence
-
Total: 4 kalimat, 94 kata
Vocabulary Highlights:
-
"dedicate time" (mendedikasikan waktu)
-
"remain competitive" (tetap kompetitif)
-
"metropolitan areas" (wilayah metropolitan)
-
"meaningful conversations" (percakapan bermakna)
-
"pervasive influence" (pengaruh yang meluas)
-
"paradox" (paradoks)
-
"physically present" (hadir secara fisik)
-
"mentally absorbed" (terserap secara mental)
-
"physical proximity" (kedekatan fisik)
4. Langkah 4: Mengembangkan Paragraf Isi untuk Pertanyaan Kedua (10-12 menit)
Paragraf isi kedua mengikuti struktur yang sama dengan paragraf pertama, namun dengan fokus pada menjawab pertanyaan kedua. Penggunaan transitional phrase yang tepat sangat penting di awal paragraf ini untuk menunjukkan kepada examiner dengan jelas bahwa Anda sedang beralih ke aspek berbeda dari soal.
Pentingnya Signposting Language:
Signposting language adalah frasa transisi yang memberikan "petunjuk jalan" kepada pembaca tentang arah argumen Anda. Dalam Two-Part Question, signposting di awal Body Paragraph 2 sangatlah krusial karena:
-
Menunjukkan organization yang baik
-
Membantu examiner mengidentifikasi dengan mudah bahwa Anda menjawab pertanyaan kedua
-
Meningkatkan skor Coherence and Cohesion Anda
-
Mencegah kebingungan tentang di mana Anda beralih dari satu pertanyaan ke pertanyaan lain
Pilihan Transitional Phrases berdasarkan context:
|
Untuk beralih ke pertanyaan umum |
Untuk beralih ke Effects/Consequences |
Untuk beralih ke Solutions |
|
|
|
Contoh Lengkap Body Paragraph 2:
|
Body Paragraph 2: "Regarding the effects of reduced family time, both family structures and society face considerable consequences. On a family level, diminished interaction weakens emotional bonds between parents and children, potentially leading to communication gaps and misunderstandings that can persist into adulthood. Children who grow up with limited parental engagement may struggle with emotional regulation and social skills development. From a broader societal perspective, this trend contributes to the erosion of traditional family values and support systems. When families fail to function as primary units of emotional and social development, communities experience increased rates of social isolation, mental health challenges, and a general decline in collective well-being. In Indonesia, for example, the weakening of the extended family system in urban areas has led to elderly parents living in isolation, a phenomenon that was virtually unknown in previous generations." (Mengenai efek dari berkurangnya waktu keluarga, baik struktur keluarga maupun masyarakat menghadapi konsekuensi yang cukup besar. Pada tingkat keluarga, interaksi yang berkurang melemahkan ikatan emosional antara orang tua dan anak, yang berpotensi menyebabkan kesenjangan komunikasi dan kesalahpahaman yang dapat bertahan hingga dewasa. Anak-anak yang tumbuh dengan keterlibatan orang tua yang terbatas mungkin mengalami kesulitan dengan regulasi emosi dan pengembangan keterampilan sosial. Dari perspektif masyarakat yang lebih luas, tren ini berkontribusi pada erosi nilai-nilai keluarga tradisional dan sistem dukungan. Ketika keluarga gagal berfungsi sebagai unit utama pengembangan emosional dan sosial, komunitas mengalami peningkatan tingkat isolasi sosial, tantangan kesehatan mental, dan penurunan umum dalam kesejahteraan kolektif. Di Indonesia, misalnya, melemahnya sistem keluarga besar di wilayah perkotaan telah menyebabkan orang tua lanjut usia hidup dalam isolasi, sebuah fenomena yang hampir tidak dikenal pada generasi sebelumnya.) |
Breakdown Analisis:
-
Kalimat 1: Clear transitional phrase "Regarding the effects..."
-
Kalimat 2-3: Efek pada level keluarga dengan detail
-
Kalimat 4-5: Efek pada level masyarakat yang lebih luas
-
Kalimat 6: Contoh spesifik dari konteks Indonesia
-
Total: 6 kalimat, 105 kata
-
Balanced dengan Body 1 (94 kata) - perbedaan hanya 11 kata
Vocabulary Highlights:
-
"considerable consequences" (konsekuensi yang cukup besar)
-
"diminished interaction" (interaksi yang berkurang)
-
"emotional bonds" (ikatan emosional)
-
"persist into adulthood" (bertahan hingga dewasa)
-
"limited parental engagement" (keterlibatan orang tua yang terbatas)
-
"emotional regulation" (regulasi emosi)
-
"broader societal perspective" (perspektif masyarakat yang lebih luas)
-
"erosion of traditional values" (erosi nilai-nilai tradisional)
-
"collective well-being" (kesejahteraan kolektif)
-
"virtually unknown" (hampir tidak dikenal)
5. Langkah 5: Menulis Kesimpulan yang Ringkas dan Efektif (2-3 menit)
Kesimpulan Anda harus merangkum secara singkat jawaban untuk kedua pertanyaan tanpa memperkenalkan ide baru. Tujuannya adalah memberikan closure yang memuaskan dan menunjukkan bahwa Anda telah memberikan respons lengkap terhadap task.
Prinsip-prinsip Kesimpulan yang Efektif:
|
Yang HARUS dilakukan |
Yang TIDAK BOLEH dilakukan |
|
|
Formula Kesimpulan:
-
Kalimat 1: Opening phrase + summary jawaban untuk pertanyaan pertama
-
Kalimat 2: Summary jawaban untuk pertanyaan kedua (bisa digabung dengan kalimat 1)
-
Kalimat 3 (opsional): Final thought atau recommendation (hanya jika sangat relevan)
Contoh Kesimpulan (Melanjutkan contoh family time):
|
In summary, the decline in family time stems primarily from demanding work schedules and the intrusive nature of digital technology. The ramifications of this trend are profound, affecting not only family cohesion and child development but also broader social structures and community well-being. Addressing this issue requires both individual prioritization of family relationships and systemic changes in work culture. (Singkatnya, penurunan waktu keluarga terutama berasal dari jadwal kerja yang menuntut dan sifat teknologi digital yang mengganggu. Konsekuensi dari tren ini sangat mendalam, mempengaruhi tidak hanya kohesi keluarga dan perkembangan anak tetapi juga struktur sosial yang lebih luas dan kesejahteraan komunitas. Mengatasi masalah ini memerlukan prioritas individual terhadap hubungan keluarga dan perubahan sistemik dalam budaya kerja.) |
Analisis:
-
3 kalimat, 48 kata total
-
Kalimat 1: Merangkum penyebab (jawaban pertanyaan 1)
-
Kalimat 2: Merangkum efek (jawaban pertanyaan 2)
-
Kalimat 3: Brief recommendation (appropriate untuk tipe Causes-Effects)
Variasi Frasa Pembuka yang Profesional:
|
Frasa Pembuka |
Terjemahan |
Kapan Menggunakan |
|
"In conclusion," |
"Kesimpulannya," |
Universal, selalu aman |
|
"To sum up," |
"Untuk merangkum," |
Lebih informal, baik untuk ringkasan faktual |
|
"In summary," |
"Singkatnya," |
Formal, untuk merangkum poin-poin utama |
|
"To conclude," |
"Untuk menyimpulkan," |
Formal, menunjukkan akhir argumen |
|
"Overall," |
"Secara keseluruhan," |
Baik untuk memberikan perspektif umum |
|
"To summarize," |
"Untuk meringkas," |
Formal, fokus pada ringkasan |
|
"All things considered," |
"Mempertimbangkan semua hal," |
Menunjukkan pertimbangan menyeluruh |
IV. IELTS Writing Task 2 Two Part Question Sample
Mari kita lihat satu contoh lengkap IELTS Writing Task 2 two part question sample yang menunjukkan penerapan semua prinsip yang telah kita bahas. Contoh ini akan membantu Anda memahami bagaimana setiap elemen struktur berfungsi dalam konteks esai yang utuh dan bagaimana mencapai keseimbangan yang sempurna antara kedua pertanyaan.
1. Contoh Sample 1: Rural-to-Urban Migration
Prompt Soal: "In many countries, young people increasingly move from rural areas to cities. What do you think are the main causes of this trend? What are the effects on rural communities?" (Di banyak negara, orang-orang muda semakin banyak pindah dari daerah pedesaan ke kota. Menurut Anda apa penyebab utama dari tren ini? Apa efeknya pada komunitas pedesaan?)
Esai Jawaban Lengkap:
|
The phenomenon of rural-to-urban migration among young people has become increasingly prevalent across numerous nations. This essay will explore the fundamental drivers behind this demographic shift and analyze its subsequent impact on rural communities. Several compelling factors motivate young individuals to relocate from villages to urban centers. The primary catalyst is the pursuit of enhanced economic opportunities, as cities typically offer a broader spectrum of employment options with higher earning potential compared to the limited agricultural or traditional occupations available in rural settings. For instance, a young person with university education in a village may find no suitable positions matching their qualifications, whereas cities present diverse career paths in technology, finance, healthcare, and other professional sectors. Furthermore, urban areas provide superior access to educational institutions, healthcare facilities, and cultural amenities that are often absent or inadequate in rural regions. This disparity in living standards and opportunities creates a powerful incentive for ambitious young people seeking to improve their life prospects. Turning to the consequences for rural communities, this exodus of youth generates substantial challenges that threaten the sustainability of village life. The most immediate effect is demographic imbalance, where rural areas experience an aging population with fewer working-age residents to sustain local economies and support elderly community members. This demographic shift leads to labor shortages in agriculture and traditional industries, potentially resulting in abandoned farmlands and declining agricultural productivity. Moreover, the departure of educated and skilled youth represents a brain drain that deprives rural areas of potential leaders, innovators, and change agents who could contribute to local development. Villages in Indonesia, particularly in regions such as East Java and Central Java, have witnessed entire generations leaving for opportunities in Jakarta or Surabaya, leaving behind elderly parents and underdeveloped infrastructure. This pattern creates a vicious cycle where reduced economic activity and diminishing community vitality further discourage remaining young people and new families from staying or moving to these areas. In conclusion, the migration of young people from rural to urban areas is driven primarily by the quest for better economic prospects and improved quality of life, while rural communities consequently face demographic challenges, economic stagnation, and a loss of human capital that threatens their long-term viability. Addressing this trend requires targeted rural development initiatives and policies that create opportunities and improve living conditions in countryside areas. |
|
Fenomena migrasi dari desa ke kota di kalangan orang muda telah menjadi semakin lazim di berbagai negara. Esai ini akan mengeksplorasi pendorong fundamental di balik pergeseran demografis ini dan menganalisis dampak selanjutnya pada komunitas pedesaan. Beberapa faktor yang kuat memotivasi individu muda untuk berpindah dari desa ke pusat perkotaan. Katalis utamanya adalah pencarian peluang ekonomi yang lebih baik, karena kota-kota biasanya menawarkan spektrum pilihan pekerjaan yang lebih luas dengan potensi penghasilan lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan pertanian atau tradisional yang terbatas tersedia di daerah pedesaan. Sebagai contoh, seorang pemuda dengan pendidikan universitas di desa mungkin tidak menemukan posisi yang sesuai dengan kualifikasi mereka, sedangkan kota-kota menyajikan jalur karier beragam di bidang teknologi, keuangan, kesehatan, dan sektor profesional lainnya. Lebih lanjut, wilayah perkotaan menyediakan akses superior ke institusi pendidikan, fasilitas kesehatan, dan amenitas budaya yang sering kali tidak ada atau tidak memadai di daerah pedesaan. Disparitas dalam standar hidup dan peluang ini menciptakan insentif kuat bagi orang-orang muda yang ambisius yang mencari untuk meningkatkan prospek hidup mereka. Beralih ke konsekuensi bagi komunitas pedesaan, eksodus pemuda ini menghasilkan tantangan substansial yang mengancam keberlanjutan kehidupan desa. Efek paling langsung adalah ketidakseimbangan demografis, di mana daerah pedesaan mengalami populasi yang menua dengan lebih sedikit penduduk usia kerja untuk mempertahankan ekonomi lokal dan mendukung anggota komunitas lanjut usia. Pergeseran demografis ini menyebabkan kekurangan tenaga kerja di pertanian dan industri tradisional, yang berpotensi menghasilkan lahan pertanian yang ditinggalkan dan penurunan produktivitas pertanian. Selain itu, kepergian pemuda terdidik dan terampil merepresentasikan brain drain yang merampas daerah pedesaan dari pemimpin potensial, inovator, dan agen perubahan yang dapat berkontribusi pada pembangunan lokal. Desa-desa di Indonesia, khususnya di daerah seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah, telah menyaksikan seluruh generasi pergi untuk mencari peluang di Jakarta atau Surabaya, meninggalkan orang tua lanjut usia dan infrastruktur yang kurang berkembang. Pola ini menciptakan siklus setan di mana aktivitas ekonomi yang berkurang dan vitalitas komunitas yang menurun lebih jauh menghambat orang-orang muda yang tersisa dan keluarga baru untuk tinggal atau pindah ke area-area ini. Kesimpulannya, migrasi orang muda dari daerah pedesaan ke perkotaan didorong terutama oleh pencarian prospek ekonomi yang lebih baik dan kualitas hidup yang lebih baik, sementara komunitas pedesaan akibatnya menghadapi tantangan demografis, stagnasi ekonomi, dan kehilangan modal manusia yang mengancam viabilitas jangka panjang mereka. Mengatasi tren ini memerlukan inisiatif pembangunan pedesaan yang ditargetkan dan kebijakan yang menciptakan peluang dan meningkatkan kondisi hidup di daerah pedesaan. |
2. Contoh Sample 2: Parenting Styles
Prompt Soal: "Parents often give children everything they ask for and do what they like. Is it good for children? What are the consequences when they grow up?" (Orang tua sering memberikan anak-anak segala yang mereka minta dan melakukan apa yang mereka suka. Apakah ini baik untuk anak-anak? Apa konsekuensinya ketika mereka tumbuh dewasa?)
Esai Jawaban Lengkap (English):
|
Indulging children has become a common parenting problem in many modern families. From a short-term perspective, this practice may slow down the process of children developing essential life skills. From a long-term standpoint, this may cause a sense of overdependence among children. In the short term, it is possible that over-indulgence causes some delay to the process in which children learn important life skills. This can be seen in a variety of age groups, ranging from toddlers to teenagers. In Vietnam and Indonesia, for example, many over-caring parents spoon-feed their children until they are five or six, the developmental stage in which they should have already been able to eat independently. There is a common practice that parents assist their preadolescent children in taking a bath or a shower. These children, as a result, may fail to acquire basic personal hygiene skills at the right time. In the long run, the consequences are even more dire as over-indulged children grow up. If parents satisfy all the needs of their children unconditionally, they may inadvertently make the children become over-reliant on them. When these children enter adulthood, the inability to live independently can cause some difficulties for them to maintain their overall well-being, such as not knowing what to do when they catch a fever. It is also a problem that over-indulgent parents are often lenient and do not require children to face the consequences of their misbehaviour. This deprives children of the opportunities to learn from mistakes, which may cause their problem-solving skills to be severely lacking in the future. From the issues outlined above, one can conclude that overindulgence may produce a number of unfavourable effects on children, including the delay in gaining crucial life skills such as self-feeding and the long-term consequence of lacking the ability to cope with problems as adults in the future. It is recommended that no parents should overindulge their offspring. |
|
Memanjakan anak telah menjadi masalah pengasuhan yang umum di banyak keluarga modern. Dari perspektif jangka pendek, praktik ini dapat memperlambat proses anak-anak dalam mengembangkan keterampilan hidup esensial. Dari sudut pandang jangka panjang, ini dapat menyebabkan rasa ketergantungan berlebihan di antara anak-anak. Dalam jangka pendek, kemungkinan pemanjaan berlebihan menyebabkan beberapa keterlambatan dalam proses di mana anak-anak belajar keterampilan hidup penting. Ini dapat dilihat dalam berbagai kelompok usia, mulai dari balita hingga remaja. Di Vietnam dan Indonesia, misalnya, banyak orang tua yang terlalu memperhatikan menyuapi anak-anak mereka hingga usia lima atau enam tahun, tahap perkembangan di mana mereka seharusnya sudah bisa makan secara mandiri. Ada praktik umum bahwa orang tua membantu anak-anak praremaja mereka dalam mandi. Anak-anak ini, sebagai hasilnya, mungkin gagal memperoleh keterampilan kebersihan pribadi dasar pada waktu yang tepat. Dalam jangka panjang, konsekuensinya bahkan lebih parah ketika anak-anak yang dimanjakan tumbuh dewasa. Jika orang tua memenuhi semua kebutuhan anak-anak mereka tanpa syarat, mereka mungkin secara tidak sengaja membuat anak-anak menjadi terlalu bergantung pada mereka. Ketika anak-anak ini memasuki masa dewasa, ketidakmampuan untuk hidup mandiri dapat menyebabkan beberapa kesulitan bagi mereka untuk mempertahankan kesejahteraan keseluruhan mereka, seperti tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika mereka terkena demam. Ini juga merupakan masalah bahwa orang tua yang terlalu memanjakan sering bersikap lunak dan tidak mengharuskan anak-anak untuk menghadapi konsekuensi dari perilaku buruk mereka. Ini merampas anak-anak dari kesempatan untuk belajar dari kesalahan, yang dapat menyebabkan keterampilan pemecahan masalah mereka sangat kurang di masa depan. Dari isu-isu yang diuraikan di atas, seseorang dapat menyimpulkan bahwa pemanjaan berlebihan dapat menghasilkan sejumlah efek yang tidak menguntungkan pada anak-anak, termasuk keterlambatan dalam memperoleh keterampilan hidup krusial seperti makan sendiri dan konsekuensi jangka panjang dari kurangnya kemampuan untuk mengatasi masalah sebagai orang dewasa di masa depan. Disarankan bahwa tidak ada orang tua yang harus memanjakan keturunan mereka secara berlebihan. |
3. Contoh Sample 3: Children and Smartphone
Prompt Soal: Many children today spend a great deal of time on smartphones and tablets. Why has this become so common? What can be done to solve this problem? (Banyak anak saat ini menghabiskan banyak waktu di ponsel pintar dan tablet. Mengapa hal ini menjadi begitu umum? Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini?)
Esai Jawaban Lengkap (English):
|
The proliferation of digital devices has led to a significant increase in screen time among children, a trend that concerns many parents and educators. This phenomenon can be attributed to several societal and parental factors. However, effective solutions can be implemented by both families and schools to mitigate the potential negative effects. There are two primary reasons why spending extensive time on digital devices has become the norm for many children. Firstly, the convenience these devices offer to busy parents is undeniable. In many households where both parents work, a smartphone or tablet can serve as a "digital babysitter," keeping a child entertained and quiet. This allows parents to complete household chores or work without interruption. Secondly, technology has become deeply integrated into both social and educational spheres. Children often use tablets for school assignments, and their social interactions with peers frequently occur through online games and social media apps. This creates a sense of necessity and social pressure to be constantly connected, making it difficult for children to disengage. To address this issue, a combination of parental guidance and the promotion of alternative activities is essential. The most crucial step is for parents to establish clear and consistent rules regarding screen time. This could include setting daily time limits, creating "tech-free" zones in the house like the dining room, and prohibiting device use an hour before bedtime to improve sleep quality. Simply taking away devices, however, is not enough. Parents and schools must actively provide engaging alternatives. Encouraging participation in sports, music, art, or outdoor exploration can help children develop new hobbies and skills. Fostering a love for reading from an early age by providing interesting books also offers a healthy escape that stimulates the imagination far more than passive screen consumption does. In conclusion, the rise in children's screen time is largely a consequence of modern parental convenience and the deep integration of technology into daily life. The solution, therefore, lies not in banning technology, but in managing it responsibly. Through firm parental controls and the active encouragement of a variety of offline hobbies and activities, it is possible to foster a balanced lifestyle for children, ensuring they benefit from technology without being consumed by it. |
|
Proliferasi perangkat digital telah menyebabkan peningkatan waktu layar yang signifikan di kalangan anak-anak, sebuah tren yang mengkhawatirkan banyak orang tua dan pendidik. Fenomena ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor sosial dan orang tua. Namun, solusi yang efektif dapat diterapkan oleh keluarga dan sekolah untuk mengurangi potensi dampak negatifnya. Ada dua alasan utama mengapa menghabiskan waktu yang lama di perangkat digital telah menjadi norma bagi banyak anak. Pertama, kenyamanan yang ditawarkan perangkat ini kepada orang tua yang sibuk tidak dapat disangkal. Di banyak rumah tangga di mana kedua orang tua bekerja, ponsel pintar atau tablet dapat berfungsi sebagai "pengasuh digital," membuat anak terhibur dan tenang. Ini memungkinkan orang tua untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga atau bekerja tanpa gangguan. Kedua, teknologi telah terintegrasi secara mendalam ke dalam lingkup sosial dan pendidikan. Anak-anak sering menggunakan tablet untuk tugas sekolah, dan interaksi sosial mereka dengan teman sebaya sering terjadi melalui game online dan aplikasi media sosial. Hal ini menciptakan rasa kebutuhan dan tekanan sosial untuk terus terhubung, sehingga menyulitkan anak-anak untuk melepaskan diri. Untuk mengatasi masalah ini, kombinasi bimbingan orang tua dan promosi kegiatan alternatif sangatlah penting. Langkah yang paling krusial adalah bagi orang tua untuk menetapkan aturan yang jelas dan konsisten mengenai waktu layar. Ini bisa termasuk menetapkan batas waktu harian, menciptakan zona "bebas teknologi" di rumah seperti ruang makan, dan melarang penggunaan perangkat satu jam sebelum tidur untuk meningkatkan kualitas tidur. Namun, hanya dengan mengambil perangkat saja tidak cukup. Orang tua dan sekolah harus secara aktif menyediakan alternatif yang menarik. Mendorong partisipasi dalam olahraga, musik, seni, atau eksplorasi di luar ruangan dapat membantu anak-anak mengembangkan hobi dan keterampilan baru. Menumbuhkan kecintaan membaca sejak usia dini dengan menyediakan buku-buku menarik juga menawarkan pelarian sehat yang merangsang imajinasi jauh lebih baik daripada konsumsi layar yang pasif. Kesimpulannya, peningkatan waktu layar anak-anak sebagian besar merupakan konsekuensi dari kenyamanan orang tua modern dan integrasi teknologi yang mendalam ke dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, solusinya bukan terletak pada pelarangan teknologi, tetapi pada pengelolaannya secara bertanggung jawab. Melalui kontrol orang tua yang tegas dan dorongan aktif terhadap berbagai hobi dan kegiatan offline, adalah mungkin untuk menumbuhkan gaya hidup yang seimbang bagi anak-anak, memastikan mereka mendapat manfaat dari teknologi tanpa dikuasai olehnya. |
Menyimpulkan
Menguasai format IELTS Writing Task 2 two part question memerlukan pemahaman yang solid tentang struktur esai, kemampuan manajemen waktu yang excellent, identifikasi cepat tipe pertanyaan, dan practice yang konsisten dengan berbagai topik. Dengan mengikuti panduan lengkap langkah-demi-langkah yang telah dijelaskan dalam artikel ini, memperhatikan tips penting, dan secara aktif menghindari kesalahan umum yang telah diidentifikasi, Anda akan memiliki fondasi yang kuat dan comprehensive untuk meraih band score tinggi pada bagian ini.
Tidak perlu lagi menebak-nebak skor Anda! PREP IELTS Test Practice menggunakan algoritme AI tercanggih untuk menganalisis secara detail kemampuan nyata Anda di setiap aspek. Selain memberikan penilaian yang akurat, sistem ini juga menyoroti dengan jelas poin-poin peningkatan yang diperlukan untuk mencapai skor impian Anda. Bank soal IELTS yang terus diperbarui memastikan Anda selalu berlatih dengan materi paling mutakhir melalui IELTS free online test. Mulailah sekarang—uji coba pertama IELTS sepenuhnya gratis!

Halo! Nama saya Sari, saat ini saya bekerja sebagai Manajer Konten Produk di blog situs web prepedu.com.
Dengan pengalaman lebih dari 5 tahun dalam belajar mandiri bahasa asing seperti bahasa Inggris dan Mandarin serta mempersiapkan ujian IELTS dan TOEIC, saya telah mengumpulkan banyak pengetahuan untuk mendukung ribuan orang yang menghadapi kesulitan dalam belajar bahasa asing.
Semoga apa yang saya bagikan dapat membantu proses belajar mandiri di rumah secara efektif bagi semua orang!
Komentar
Peta pembelajaran yang dipersonalisasi
Paling banyak dibaca











